Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Mencari Pengganti Risma di Surabaya pada Pilkada 2020

Antara , Jurnalis-Senin, 19 November 2018 |14:20 WIB
Mencari Pengganti Risma di Surabaya pada Pilkada 2020
Tri Rismaharini
A
A
A

Begitu halnya dengan DPD DPD Partai Nasdem Surabaya, meski belum ada muyawarah daerah memutuskan Cawali Surabaya yang akan diusung, namun obrolan di kalangan internal partai hingga saat ini mengarah ke Bupati Ponorogo, Ipong Muchlissoni. Hal ini dibenarkan Sekretaris DPD Partai Nasdem Surabaya Hari Santosa. Ia menilai sosok Ipong yang juga Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Nasdem Jatim cukup layak menjadi Cawali Surabaya.

Di luar itu, DPD Partai Amanat Nasional (PAN) Kota Surabaya malah menyiapkan tiga bakal calon wali kota yakni Hafidz Suaidi (Ketua PAN Surabaya), Endras Heru (Sekretaris PAN Surabaya) dan Reny Widya Lestari (Caleg PAN) untuk maju dalam Pilkada Surabaya 2020.

Ketua DPP PAN Surabaya Hafid Suaidi mengatakan sosok cawali yang akan diusung PAN nantinya adalah yang selama ini berjuang dan melakukan pencitraan di wilayah Kota Surabaya, khusus menjadi caleg pada Pemilihan Legislatif (Pileg) 2019.

Hal sama juga dilakukan DPC Partai Hanura Kota Surabaya. Sosok cawali ideal yang akan diusung Hanura jatuh pada politikus dan pengusaha Kelana Aprilianto. Ketua DPD Partai Hanura Surabaya Edi Rachmat menilai ada beberapa pertimbangan Hanura Surabaya memilih Kelana yakni pertama Kelana merupakan Ketua DPD Hanura Jatim yang dinilai sudah memiliki modal politik kuat untuk maju di Pilkada Surabaya 2020.

Selain itu, lanjut dia, Kelana juga pengusaha sukses di bidang pertanian dan transportasi, sehingga secara modal materi untuk maju sebagai cawali tidak diragukan lagi.

Tidak mau kalah dengan partai lama, DPD Partai Persatuan Indonesia (Perindo) Surabaya juga melakukan hal sama. Meski belum tahu hasil perolehan suara dalam Pemilu 2019, namun partai besutan Hary Tanoesoedibjo ini mengajukan Samuel Teguh dan Sukma Sahadewa sebagai bakal cawali Surabaya.

Wakil Ketua Bidang Politik DPD Perindo Surabaya Toni Tamatompol mengatakan dua bakal cawali yang diusung tersebut merupakan kader sendiri. Samuel Teguh merupakan Ketua DPD Partai Perindo Surabaya, sedangkan Sukma Sahadewa adalah sekretarisnya.

Secara kepemimpinan, keduanya dianggap mampu karena berhasil menjadikan Perindo sebagai partai baru yang mulai diminati warga Surabaya khususnya di kalangan anak-anak muda.

Jika parpol lainnya mengusung kader sendiri sebagai cawali, namun berbeda halnya dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang membuka kesempatan untuk kader di luar partai. Ketua DPD PKS Surabaya Ahmad Suyanto menilai ada dua sosok yang dibidik yakni untuk kader partai adalah Sigit Sosiantomo dan non partai adalah Azrul Ananda.

Diketahui kiprah dari Sigit Sosiantomo selaku anggota Komisi V DPR RI dari Fraksi PKS serta Ketua DPP PKS Wilayah Jati Jaya (Jatim-Jateng-Jogja) dan Azrul Ananda yang merupakan mantan CEO dari Grup Jawa Pos atau Jawa Pos News Network (JPNN) yang sekarang Presiden Klub Persebaya, tidak diragukan lagi.

Sigit Sosiantomo merupakan arsitek alumni Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya yang memiliki mahzab atau aliran yang sama dengan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini yakni pembangunan perkotaan.

Sedangkan, sosok Azrur Ananda dinilai tepat menjadi Cawali Surabaya karena anak muda yang menjadi penggerak ekonomi kota. Ia bisa memanfaatkan bonus demografi dengan memanfaatkan anak-anak muda kreatif.

Lain halnya dengan Partai Gerindra dan Demokrat. Kedua partai ini mengaku telah mengantongi sejumlah nama cawali, salah satunya dari kader potensial yang nantinya siap diusung sebagai cawali. Hanya saja, kedua parpol tersebut hingga kini belum berkenan untuk membuka ke publik nama-nama siapa yang masuk dalam radar dua partai besutan Prabowo Subianto dan Susilo Bambang Yudhoyono itu.

"Kalau kader potensial untuk Surabaya, Insyaallah kita sudah punya," kata Sekretaris DPC Partai Gerindra Surabaya AH Thony.

Begitu halnya, Ketua DPC Partai Demokrat Kota Surabaya Ratih Retnowati mengaku sudah mengantongi nama bakal cawali. Ratih meminta semua pihak sabar dan menahan diri karena pada saatnya, calon tersebut akan diumumkan. Untuk Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Surabaya siap mengusung bakal cawali yang mendapat dukungan Gubernur Jatim terpilih Khofifah Indar Parawansa.

Ketua DPC PPP Surabaya Buchori Imron mengatakan meskipun cawali yang didukung Khofifah kelak bukan dari kader PPP, Buchori tidak mempermasalahkannya asal pimpinan di DPW PPP Jatim dan DPP PPP menyetujuinya. Buchori sendiri mengaku siap maju sebagai cawali jika nantinya diusung sebagai cawali jika nantinya ditunjuk partai. Sebagai kader, Buchori akan selalu siap ditempatkan dimanapun asal tidak boleh mendahulukan ambisi pribadi.

"Jadi harus mengukur dan terukur. Sedangkan yang bisa mengukur, ya, pimpinan kami, baik ulama maupun umaroh," katanya.

Di luar nama-nama cawali yang masuk radar partai politik di Surabaya, ternyata juga ada bakal cawali alternatif usulan masyarakat Surabaya. Sebut saja, mantan Kapolda Jatim Irjen (Purn) Machfud Arifin. Setelah pensiun, Machfud Arifin didapuk menjadi Ketua Tim Pemenangan Jokowi-KH Ma'ruf Amin untuk wilayah Jatim.

Sedangkan dari unsur birokat di lingkungan Pemerintah Kota Surabaya, muncul nama Sekretaris Kota (Sekkota) Surabaya Hendro Gunawan. Nama Hendro dikabarkan sejumlah media sebagai calon yang dipersiapkan menggantikan Risma di Pilkada Surabaya 2020. Hendro selama ini juga dikenal dekat dengan Risma. Selain itu, dari kalangan anak muda muncul nama Agnes Santoso. Ia merupakan jurnalis sekaligus presenter di salah satu TV swasta. Tidak hanya Agnes, muncul juga nama presenter lainnya dari TV nasional seperti Brigita Manohara.

Bahkan nama Siti Nasyiah yang merupakan jurnalis senior yang selama ini dikenal dekat dengan politisi PDI Perjuangan seperti Bambang DH dan Saleh Ismail Mukadar. Peta Berubah Sosiolog Politik dari Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Agus Mahfud Fauzi mengatakan PDI Perjuangan diperkirakan masih akan menjadi partai pengusung rujukan bahkan penentu di bursa Pilkada Surabaya 2020. Hal ini dikarenakan kepemimpinan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini selama dua periode memiliki nilai jual tersendiri.

Namun menurut Agus, peta politik di internal PDI perjuangan untuk Pilkada Surabaya 2020 nanti akan sangat berbeda dengan pilkada sebelumnya karena hingga saat ini belum ada tokoh sekuat Risma di internal PDIP, meskipun tak sedikit kader potensial yang dinilai layak maju pilkada.

Agus mengatakan banyaknya kader potensial di internal PDIP yang dinilai layak maju Pilkada Surabaya menjadikan pertarungan perebutan tiket untuk maju pilkada akan berlangsung sengit. Bahkan dipastikan suara di tingkatan DPC PDIP, DPD PDIP hingga DPP PDIP akan berbeda dalam mengusung calon di Pilaka Surabaya nanti.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement