MANTAN mata-mata Prancis, Herve Jaubert, yang membantu Putri Latifa dari Dubai mengatur pelariannya dari Uni Emirat Arab (UEA) menceritakan kisah di balik rencana nekat yang mereka lakukan pada 2014.
Jaubert mengungkapkan bahwa dia dan Latifa menghabiskan tujuh tahun untuk merencanakan pelarian tersebut. Sayangnya, rencana berani itu pada akhirnya berujung pada sebuah kegagalan total.
Dalam wawancara dengan program dokumenter BBC “Escape from Dubai”, Jaubert, mantan perwira Angkatan Laut yang melarikan diri dari Dubai setelah terlibat masalah dengan otoritas setempat mengatakan bahwa Latifa mengontaknya pada 2011 setelah mendengar cerita tentang pelariannya. Sang putri meminta bantuan Jaubert untuk merencanakan pelariannya sendiri.
BACA JUGA: Teka-Teki Putri Penguasa Dubai yang Hilang Setelah Berupaya Kabur
Jaubert mengungkapkan pesan Puteri Latifa kepadanya sebelum rencana itu dijalankan, di mana dia mengatakan bahwa dia “lebih baik mati” daripada kembali ke UEA, karena ketatnya kontrol sang ayah Syekh Mohammed bin Rashid Al-Maktoum terhadap hidupnya.
"Saya telah diperlakukan buruk dan ditindas sepanjang hidup saya. Perempuan diperlakukan layaknya bukan manusia. Ayah saya tidak bisa terus melakukan apa yang telah dia lakukan kepada kita semua," tulis sang putri dalam salah satu surelnya.
Dia juga mengklaim kakak perempuannya, yang mencoba melarikan diri saat keluarga mereka berlibur di Sussex, Inggris telah ditangkap dua bulan kemudian di Cambridge. Latifa mengatakan sang kakak dibawa kembali ke UEA di mana dia dipenjara dan dibius agar tidak melawan. Sejak itu, dia dikawal oleh perawat ke mana pun dia pergi.
Jaubert pada mulanya tidak mempercayai cerita tersebut, mengira itu mungkin sebuah cara untuk membuatnya kembali ke UEA, tetapi akhirnya sang putri berhasil membujuknya dan meyakinkan Jaubert atas identitasnya. Keduanya kemudian saling bertukar pesan setiap dua atau tiga hari selama tahun-tahun berikutnya.
Sebelum melarikan diri, Latifa juga merekam sebuah video yang menjelaskan alasannya untuk kabur dari UEA yang didistribusikan di antara media untuk publikasi jika dia menghilang atau mati. Video tersebut akan disebarkan kepada media dan penerbitan baik lokal mau pun internasional jika dia kemudian menghilang atau tewas.
Pada 2014, rencana keduanya mulai berjalan setelah Latifa bertemu Tiina Jauhiainen, seorang instruktur beladiri yang datang ke istana Sheikh untuk mengajarinya capoeira. Mereka dengan cepat menjadi teman dan berjanji untuk melarikan diri bersama. Jauhiainen akan terbang untuk bertemu Jaubert berulang kali, meskipun trio itu tidak akan bersatu penuh sampai hari pelarian,
Di hari yang direncanakan, Putri Latifa pergi untuk sarapan dengan Jauhiainen. Rutinitas itu telah mereka lakukan selama bertahun-tahun sebelumnya agar tidak menarik perhatian pada hari yang ditentukan.