"Kita belum ada statement resmi, tentang apa yang terjadi di Xinjiang. Karena pihak China menjelaskan orang Uighur terkait dengan radikalisme," jelas JK kemarin.
Itulah sebabnya lanjut JK, sikap pemerintah berbeda dalam kasus Rohingya dan Uighur. "Jadi kita lihat dulu, karena itu berbeda kasus di Myanmar dengan ini. Tapi pemerintan concern dan sudah disampaikan kepada pemerintah China. Perlu dicatat bahwa kita harus bedakan perlakuan diskriminatif dengan kemungkinan adanya radikalisme," terang pria asal Bone ini.
Berdasarkan hasil penyelidikan Amnesty Internasional, jutaan orang Uighur yang berada di kamp tersebut, tidak diketahui nasibnya. Bahkan pihak keluarga yang sempat ditemui pihak Amnesty, mengaku tak lagi mendapat kabar setelah keluarga mereka dimasukkan ke kamp.
Sementara pemerintah China yang tengah gencar melakukan pembangunan infrastruktur di Xinjiang termasuk Jalur Sutra, berusaha meredam aksi-aksi pemberontakan dari etnis Uighur demi menjaga kestabilan ekonominya. Caranya dengan menebar isu bahwa etnis Uighur terkait dengan kelompok terorisme.
(Rizka Diputra)