Seperti diketahui, BMKG telah memastikan bencana yang memakan korban jiwa sebanyak ratusan jiwa itu disebabkan adanya material Gunung Anak Krakatau yang longsor ke dalam laut.
Sedangkan alat peringatan dini tsunami yang dimiliki BMKG di Selat Sunda berfungsi bila terjadi gempa tektonik. "Dengan ada gempa tektonik kami bisa berikan peringatan dini maksimum lima menit apakah itu berpotensi tsunami atau tidak," ujarnya.
Sebagai informasi, data sementara yang berhasil dihimpun Posko BNPB hingga Pukul 07.00 WIB, Senin (24/12), tercatat 281 orang meninggal dunia, 1.016 orang luka-luka, 57 orang hilang dan 11.687 orang mengungsi. Kerusakan fisik meliputi 611 unit rumah rusak, 69 unit hotel-vila rusak, 60 warung-toko rusak, dan 420 perahu-kapal rusak.
(Qur'anul Hidayat)