JAKARTA – Profil Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, dimuat media internasional, The New York Times.
Dalam keterangan tertulisnya, Sutopo tak menyangka orang Boyolali seperti dirinya dimuat dalam The New York Times.
"Jauh-jauh mereka datang ke Indonesia untuk menemui saya. Meminta wawancara khusus dan foto," katanya, Minggu (30/12/2018).
Sutopo mengaku, wartawan The New York Time Richard C Paddock tertarik dengan dirinya yang gencar menginformasikan bencana yang marak menimpa Indonesia, di tengah sakit kanker paru dengan stadium 4B yang menerpanya.
"Apa yang kamu lakukan sangat menarik diberitakan. Dari sisi kemanusiaan sangat menarik. Indonesia dia ditimpa banyak bencana yang menimbulkan ribuan korban jiwa. Di saat bersamaan, Pak Topo yang sakit kanker paru stadium 4b. Sakit kritis yang pasti menyakitkan. Tapi terus-menerus memberikan informasi bencana tanpa menyerah dan mengenal lelah. Ini sangat menginspirasi," kata Paddock, mengungkap alasan pihaknya untuk mewawancarai Sutopo, pada Desember 2018.
Paddock mengatakan, media internasional juga banyak memberitakan juru bicara BNPB tersebut. Hal itu, lanjut dia, merujuk semua informasi yang diberikan Sutopo cepat, akurat, dan dapat menenangkan banyak pihak.

Selain itu, Paddock mengakui cara kerja Sutopo yang cepat dalam menyampaikan informasi bencana, lewat media sosial Twitternya. Hal ini berbeda dengan di AS.
"Media sulit mendapatkan data dan informasi yang cepat saat ada bencana di Amerika. Twitter kamu juga ada sering memuat hal-hal yang lucu dan tentang kehidupan, kesehatan, hoax, dan lainnya. Kita orang Amerika banyak yang simpati, respek dan memberikan apresiasi apa yang Pak Topo lakukan. Itulah alasan saya datang ke sini," kata Paddock.
Sutopo tidak menyangka dirinya dimuat dalam rubrik profile The New York Times berjudul "He Helped Indonesia Through a'Year Disasters,' While Facing His Own" yang dimuat pada 28 Desember 2018. Artikel itu mengangkat penyintas kanker, yakni Sutopo, yang terus memberikan informasi mengenai bencana di Indonesia.
Dalam berita itu, Sutopo menyebut 2018 sebagai tahun bencana. Hal tersebut merujuk berbagai peristiwa yang terjadi, seperti jatuhnya Lion Air , gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah, serta tsunami Selat Sunda pada 22 Desember lalu.
Dalam artikel itu juga memuat cara kerja Sutopo untuk terus meng-update informasi bencana, di tengah perawatan yang dialaminya. Termasuk saat adanya penulisan saat dirinya meng-update informasi tsunami Selat Sunda karena tangan kirinya mengalami mati rasa, meski beberapa jam kemudian langsung diperbaiki.
"Saya sendiri tidak menyangka wawancara dimuat pada The Saturday Profile New York Times 28/12/2018. Biasanya yang dimuat di situ adalah tokoh atau orang yang kaliber super top," ucap Sutopo.
(Baca Juga : Sutopo Purwo Nugroho Terima Penghargaan The First Responders 2018)
Menurutnya, apa yang dilakukannya merupakan hal yang biasa. Sebagai juru bicara BNPB, dirinya mengaku harus terus memberikan informasi bencana kepada media massa.
"Bencana tak mengenal waktu kapan kerjadiannya, saya pun juga harus begitu. Meski kondisi tubuh makin melemah karena sakit makin menggerogoti tubuh saya," pungkasnya.
(Baca Juga : Berjuang Melawan Kanker Paru, Sutopo Raih Penghargaan Inspirator Terbaik)
(Erha Aprili Ramadhoni)