BANTEN - Berkat foto-foto satelit, wujud terbaru Gunung Anak Krakatau yang memicu gelombang tsunami pada 22 Desember lalu dapat terungkap.
Hal ini merupakan terobosan mengingat kondisi cuaca buruk di Selat Sunda tidak memungkinkan awak pesawat yang melintasi kawasan itu untuk melihat gunung tersebut secara jelas.
Rangkaian foto satelit itu sendiri didapat sebuah perusahaan swasta spesialis observasi Bumi bernama Planet Labs Inc.
Baca juga: TNI AL Temukan Hal Mengejutkan di Dasar Laut Selat Sunda Pasca-Tsunami Banten
Melalui satelit Dove dan SkySat yang mereka luncurkan, perusahaan yang berbasis di San Francisco, California, tersebut dapat menyoroti Gunung Anak Krakatau.
Dari foto-foto ini, kawah di puncak gunung yang asalnya setinggi 338 meter tersebut tampak telah ambruk dan membentuk teluk kecil.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyebut tinggi kerucut Anak Krakatau kini hanya tersisa 110 meter.
Baca juga: Setelah Pungli Jenazah, Kini Muncul Posko Fiktif Tsunami di Pandeglang
Selain tinggi yang tergerus, volume gunung berapi itu juga menyusut. PVMBG menyebut sekitar 150-170 juta meter kubik hilang akibat longsor dan menyisakan volume gunung sebanyak 40-70 juta meter kubik.
Sebagian besar massa yang ambruk itu diperkirakan longsor ke laut.
Hal itu bisa menjelaskan pergerakan air laut dan munculnya gelombang tinggi hingga lima meter yang menerjang pesisir Selat Sunda di Pulau Jawa dan Sumatera.
Planet Labs Inc mengoperasikan salah satu jaringan satelit terbesar dunia.
Baca juga: 8 Jenazah Korban Tsunami Banten Belum Teridentifikasi
Strategi mereka dalam memotret Gunung Anak Krakatau ialah memanfaatkan peluang sebesar-besarnya ketika kumpulan awan menyingkir dari atas gunung.
Satelit Dove yang mereka miliki menangkap rincian daratan hingga lebih dari tiga meter —atau yang disebut resolusi menengah.
Adapun satelit SkySat berkemampuan resolusi tinggi, dengan menangkap rincian daratan lebih besar dari 72 sentimeter.
Hasil pengamatan SkySat terhadap Gunung Anak Krakatau pada 1 Januari 2019 dapat Anda saksikan pada foto teratas di artikel ini.
Rangkaian foto satelit pertama terhadap Gunung Anak Krakatau diabadikan satelit radar sesaat setelah bencana tsunami terjadi sehingga memberikan petunjuk bahwa puncak gunung telah longsor.
Instrumen radar memang bisa menembus awan, namun hasil pemotretannya sangat berbeda dibanding satelit optik dan perlu kemampuan untuk memaknainya.
Hingga saat ini bencana tsunami di pesisir sekitar Selat Sunda diperkirakan telah menewaskan 430 orang. Ribuan lainnya masih mengungsi.
(Fakhri Rezy)