Namun, para aktivis justru sebelumnya menerima beberapa tayangan tersebut yang menurut mereka memiliki potensi kuat untuk membawa perubahan dalam masyarakat.
Tahun lalu, sebuah opera sabun yang mendramatisasi kehidupan bintang media sosial Pakistan, Qandeel Baloch, yang terkenal karena swafoto provokatifnya, sampai pembunuhan yang mengejutkan oleh kakaknya pada 2016, menduduki puncak teratas.
Acara-acara lain menyoroti isu-isu yang disebut pembunuhan "kehormatan" dan pernikahan paksa juga menjadi sukses, meskipun menjadi sasaran komentar-komentar pedas di media sosial, dengan orang-orang yang menuduh saluran televisi Pakistan sebagai penyebar hal-hal vulgar dan penghancur nilai-nilai sosial.
Dalam pernyataannya, Pemra mengatakan tayangan semacam itu "menggambarkan citra perempuan yang telah usang dan hanya membatasi dirinya pada isu-isu feminis, mengabaikan anak-anak, remaja, dan pria.”
(Rahman Asmardika)