"Pindah mawon ten panti nggih Mbah, ten mriki kan peteng, mboten wonten lampune, nak udan yo bocor (pindah ke panti saja ya Mbah, di sini kan gelap, tidak ada lampunya, kalau hujan juga bocor). Tak damelke kamar ten ngajeng pripun? (Tak buatin kamar. Di depan, bagaimana?)" kata Ganjar yang diiyakan Mbah Kusnari, pada Oktober tahun lalu.
Proses pembangunan pun disiapkan Ganjar. Karena tidak mungkin menggunakan anggaran APBD, dana zakat di Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) pun digunakan. Terlebih BAZNAS juga sangat aktif dalam pembiayaan renovasi rumah tak layak huni (RTLH), setiap renovasi per rumah menerima bantuan sebesar Rp10 juta.
"Alhamdulillah sampun dados, saget tilem angkler. Maturnuwun Pak Ganjar (Alhamdulillah sudah jadi, tidurnya bisa pulas. Terima kasih Pak Ganjar)," kata Mbah Kusnari saat ditemui di rumahnya yang baru, Kamis (10/1/2019).
Memang tidak besar, kediaman Mbah Kusnari itu berukuran 3 x 5 meter persegi. Namun bisa nyaman untuk ditempati seorang diri. Untuk mengusir suntuk, Mbah Kusnari sengaja merawat lima ekor kucing. Kediaman tersebut dibangun di depan rumah dua saudaranya yang lorongnya sempat didiami Mbah Kusnari.