BOYOLALI - Kaki-kaki kecil Novia dan Alfina, murid kelas V SDN 3 Kalimati, Kecamatan Juwangi, Boyolali bergerak lincah menyusuri jalan desa yang berkontur naik-turun.
Keluar dari ruang kelas, keduanya langsung melepas sepatu dan memasukkannya dalam tas yang penuh coretan bolpoin. Saat itu, Alfina hanya membawa dua buku.
"Lebih enak kalau ngodhok (jalan tanpa alas kaki)," kata Novia sembari diikuti dengan anggukan Alfina, seperti dikutip Okezone dari laman Solopos, Sabtu (26/1/2019).
Dengan kaki telanjang mereka mengaku bisa berjalan lebih cepat. Sesekali jika melihat kawan lain dari kejauhan mereka berlari kecil agar bisa berjalan beriringan. Pulang sekolah bersama sambil bertelanjang kaki menjadi pemandangan biasa bagi warga desa setempat. Anak-anak ini rata-rata harus berjalan tiga kilometer berangkat dan pulang sekolah.
Sepetak kebun jagung mesti dilalui lebih dulu untuk sampai ke rumah mereka di Dukuh Kedungdondo. Setelah berjalan 2,5 km mereka masih harus melintasi sungai dengan jembatan nonpermanen dari bambu yang biasa disebut jembatan sesek.