Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Kisah di Balik Potret Menakjubkan Tentang Perang dan Kemiskinan

Agregasi BBC Indonesia , Jurnalis-Sabtu, 16 Februari 2019 |04:06 WIB
Kisah di Balik Potret Menakjubkan Tentang Perang dan Kemiskinan
(Foto: DonMcCullin/Tate)
A
A
A

Dan McCullin juga telah mendokumentasikan medan pertempuran lainnya. "Ada perang sosial yang berfaedah. Saya tidak ingin mendorong publik menilai fotografi hanya diperlukan untuk mengungkap tragedi dalam peperangan," ujarnya.

Potret McCullin tentang seorang gelandangan asal Irlandia yang diabadikan di London tahun 1970 merupakan salah satu karyanya yang paling terkenal.

"Saya tidak bertindak sebagai fotografer, tapi manusia," begitu ia berkata melalui keterangan fotonya.

"Saya berupaya menyeimbangkan yang saya potret bukan sebagai fotografer, melainkan sebagai seorang manusia, seorang laki-laki, dan fotografi tak berhubungan sekali dengan itu."

"Itu adalah hal yang saya pelajari. Ini hanya cara berkomunikasi," katanya.

Sejak akhir 1960-an hingga awal 1980-an, McCullin memotret orang-orang yang hidup di jalanan sekitar pusat industri keuangan London.

McCullin juga membawa kameranya ke komunitas yang tinggal di kawasan utara Inggris, yang tersingkir akibat kebijakan deindustrialisasi.

Para mandor dengan setelan hari Minggu, Finsbury Park, London, 1958. Setelah pembunuhan seorang polisi, foto-foto McCullin tentang gerombolan lokal muncul di media massa. (Foto: Don McCullin/Tate)

Dalam salah satu fotonya, seorang perempuan mendorong kereta api melintasi daerah yang terlihat seperti tanah kosong pada era kehancuran dunia.

Pada foto lainnya, seorang lelaki mendorong kereta bayi yang ditumpangi anak laki-laki yang kehilangan kaki akibat kecelakaan di tempat pembuangan barang tak berguna.

McCullin memilih untuk mendekat kepada subjeknya dengan empati, baik terhadap orang-orang yang tengah berkabung serta tentara atau orang-orang yang dimarjinalkan.

McCullin dideskripsikan sebagai 'hati nurani berkamera' oleh Harold Evans, editornya di Sunday Times. Dan ia sangat dikaitkan dengan berbagai potret yang diabadikannya.

Ayah McCullin wafat akibat penyakit kronis saat McCullin berusia 14 tahun. Ia tumbuh di keluarga miskin di sebuah kawasan di London yang hancur lebur ketika Perang Dunia II berkecamuk.

McCullin berkata, ia berempati pada banyak orang yang dipotretnya. "Saya mengetahui perasaan mereka. Ini bukan soal 'saya merasa beruntung dan bersimpati pada mereka' tapi 'saya juga telah mengalaminya'".

Salah satu foto awal dalam pameran di Galeri Tate itu diabadikan di Taman Finsbury, daerah permukiman di mana ia tumbuh.

"Saya memulai fotografi secara tidak sengaja. Seorang polisi berhenti di ujung jalan permukiman kami dan seorang laki-laki menusuknya dengan pisau."

"Itulah bagaimana saya menjadi fotografer. Saya memotret gerombolan yang pergi ke sekolah bersama saya."

"Saya tidak memilih fotografi, sepertinya dia yang memilih saya. Tapi saya setia dan telah mempertaruhkan hidup saya selama 50 tahun," kata McCullin.

Pameran Don McCullin digelar di Galeri Tate Britain hingga 6 Mei 2019.

(Angkasa Yudhistira)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement