Baca juga: Santri Tewas di Tangan 17 Temannya, Begini Analisis Sosiolog
Cambridge Analytica adalah perusahaan iklan politik yang mempunyai akses terhadap jutaan data pemakai, yang sebagian diduga dipakai untuk membuat profil pribadi pemilih Amerika Serikat. Data tersebut didapat dari kuis kepribadiaan.
Bagaimana data seperti itu, terutama terkait dengan kampanye politik, dibagikan di Facebaook menjadi inti penyelidikan, di samping pengaruh berita palsu.
"Demokrasi berisiko menghadapi informasi yang jahat dan tidak henti-hentinya menyasar warga dan membuat 'iklan kelam' dari sejumlah sumber yang tidak bisa diketahui jati dirinya, dikirim melalui platfrom media sosial yang kita gunakan setiap hari," demikian kesimpulan laporan itu.
"Perusahaan-perusahaan teknologi besar gagal memenuhi tanggung jawab yang seharusnya mereka lakukan untuk para pengguna, guna menindak informasi berbahaya dan menghormati data hak pribadi."
Baca juga: Tujuh Anggota Parlemen Inggris Mundur dari Partainya Terkait Kebijakan Brexit
Laporan tersebut mendesak dilakukannya:
- aturan etika wajib bagi perusahaan teknologi, yang diawasi regulator mandiri
- regulator diberikan kekuasaan untuk melakukan tindakan hukum jika perusahaan melanggar aturan
- pemerintah memperbaiki hukum pemilihan umum saat ini dan aturan keterlibatan asing dalam pemilu Inggirs
- perusahaan media sosial akan dipaksa untuk mencabut sumber informasi berbahaya, termasuk sumber yang sudah terbukti memberikan informasi palsu