Sebaliknya, patung tersebut justru memberi kesan Wonogiri penuh budaya mistis. Berbeda halnya jika penanda yang dibangun adalah patung Soekarno atau tokoh lainnya, seperti Raden Mas (R.M.) Said atau Pangeran Samber Nyawa.
Baca juga: Cerita Haru Mbah Kusnari dan 5 Kucing yang Punya Rumah Baru
Soekarno memberi pesan tentang nasionalisme dan perjuangan, sedangkan R.M. Said merupakan tokoh di balik berdirinya pemerintahan Wonogiri. “Misalnya patung macan, itu nilai filosofisnya apa, nilai budayanya apa, kan enggak ada sama sekali. Dulu kenapa dibangun patung seperti itu jika pesan yang ingin disampaikan tak relevan dengan nilai-nilai Wonogiri. Kecuali kalau Wonogiri punya penangkaran macan misalnya, boleh lah dibangun patung macan sebagai ikon daerah,” ucap Bupati.
Dia melanjutkan penataan kawasan tersebut saat ini belum menjadi prioritas. Namun, Pemkab sudah memikirkan program untuk menghadirkan penanda yang merepresentasikan atau bercorak Wonogiri, seperti patung tokoh pahlawan, pendiri Wonogiri, Piala Adipura, atau semacamnya.