Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Apakah Sebaiknya Istilah 'Kafir' Tak Lagi Dipakai Oleh Komunitas Muslim?

Agregasi BBC Indonesia , Jurnalis-Senin, 04 Maret 2019 |07:24 WIB
Apakah Sebaiknya Istilah 'Kafir' Tak Lagi Dipakai Oleh Komunitas Muslim?
Ilustrasi (Okezone)
A
A
A

"Lebih banyak mudarat dari istilah kafir dalam relasi sosial. Tidak menggunakannya akan mengurangi potensi menyakiti umat lain dan psikologi mayoritas pun tidak akan mudah terancam," kata Halili.

Apa kata umat non-Muslim?

Tanpa mencampuri perdebatan teologi Islam yang tengah muncul, beragam kalangan non-Muslim menilai beragam upaya memang perlu dilakukan untuk merawat keberagaman.

Sekretaris Umum Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI), Pendeta Gomar Gultom, menyebut umat non-Muslim sepatutnya tak perlu reaktif terhadap istilah kafir.

"Sekalipun orang lain bilang kita kafir, tidak perlu sakit hati karena di mata Tuhan kita berharga," kata Gomar.

Adapun, Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi) menganggap tutur-sapa dan komunikasi antarumat beragama perlu didasarkan pada rasa saling menghormati.

"Semua majelis punya hak sampaikan ajaran yang benar, begitu juga di Buddha," kata Ketua Bidang Publikasi Walubi, Rusli Tan.

"Kalau ada umat kami yang bilang 'Setan, Kau', itu tidak baik karena memanggil orang secara sembarangan akan mengurangi karma baik," ujarnya.

(Salman Mardira)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement