Boeing mengatakan bahwa mereka "sangat bersedih" atas kecelakaan ini dan mengirimkan tim untuk menyediakan bantuan teknis.
Ini merupakan kecelakaan kedua dalam enam bulan yang melibatkan 737 Max 8, dan dibanding-bandingkan dengan kecelakaan Lion Air di Indonesia pada Oktober lalu yang menewaskan 189 orang.
Menyusul jatuhnya pesawat Lion Air, penyelidik mengatakan bahwa pilot tampaknya berkutat dengan sistem otomatis yang dirancang untuk mencegah pesawat mandek di angkasa, fitur terbaru dalam jet tersebut.
Sistem anti-mandek tersebut berkali-kali memaksa hidung pesawat turun, meskipun pilot berusaha mengangkatnya, menurut temuan awal. Pesawat Lion Air juga baru dan kecelakaan terjadi tak lama setelah lepas landas.
"Ini sangat mencurigakan," kata Mary Schiavo, mantan Inspektur Jenderal Departemen Transportasi AS, kepada CNN. "Ada pesawat baru yang jatuh dua kali dalam setahun. Itu menjadi peringatan di industri peringatan."
Setelah kecelakaan pada Oktober, Boeing mengirimkan pemberitahuan kepada maskapai yang memperingatkan mereka akan masalah dengan sistem anti-mandek.
Boeing diperkirakan akan merilis patch perangkat lunak bagi sistem tersebut untuk mengatasi masalah ini, lansir Reuters.
Belum jelas apakah sistem anti-mandek merupakan penyebab kecelakaan pada hari Minggu. Pakar penerbangan mengatakan masalah teknis lain atau kesalahan manusia tidak bisa diabaikan.
(Fakhri Rezy)