WASHINGTON – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada Senin menandatangani deklarasi yang mengakui aneksasi dan kedaulatan Israel atas Dataran Tinggi Golan yang disengketakan dengan Suriah pada 1967. Pengakuan tersebut memberikan dorongan bagi Perdana Menteri Israel, Benyamin Netanyahu yang akan menghadapi pemilihan umum dalam waktu dekat, dan memicu reaksi keras dari Suriah.
Dengan disaksikan oleh Netanyahu, Trump menandatangani deklarasi pengakuan Dataran Tinggi Golan sebagai wilayah Israel di Gedung Putih, sekaligus menandai perubahan pada kebijakan luar negeri yang telah dijalankan AS selama puluhan tahun.
Israel merebut Daratan Tinggi Golan dalam perang Arab-Israel 1967 dan mencaploknya pada 1981 dalam sebuah tindakan yang tidak diakui secara internasional.
BACA JUGA: Trump: Waktunya AS Akui Kedaulatan Israel di Dataran Tinggi Golan!
Trump mengatakan bahwa pengakuan AS terhadap Golan sudah sejak lama direncanakan dan mengatakan bahwa pengakuan itu diberikan untuk rakyat Israel. Demikian diwartakan Reuters, Selasa (26/3/2019).
Netanyahu menyambut tindakan Trump tersebut dan mengatakan Israel tidak pernah memiliki teman yang lebih baik. Dia mengingat kembali kepada dua perang yang terjadi sebelumnya dalam upaya membenarkan kebutuhan Israel untuk mempertahankan Golan.
Suriah bereaksi cepat terhadap proklamasi Trump, menyebutnya sebagai "serangan terang-terangan" pada kedaulatan dan integritas teritorialnya. Damaskus menegaskan bahwa Suriah memiliki hak untuk merebut kembali Golan dari Israel.