Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Hoaks Jelang Pilpres, Penebarnya Kebanyakan Kaum Ibu-Ibu

Agregasi BBC Indonesia , Jurnalis-Selasa, 02 April 2019 |11:08 WIB
Hoaks Jelang Pilpres, Penebarnya Kebanyakan Kaum Ibu-Ibu
Hoaks (Reuters)
A
A
A

JAKARTA - Ratusan hoaks politik menyebar melalui media sosial hingga grup-grup komunikasi whatsapp. Imbasnya, banyak orang mulai termakan oleh kabar bohong ini.

Farida, misalnya. Warga Jawa Barat ini percaya bahwa Indonesia sedang mendapat 'serbuan' pekerja asal China—isu yang cenderung digunakan untuk menyerang calon presiden petahana Joko Widodo.

"Saya sih rasanya percaya, karena ada beberapa teman yang kenal langsung ya, bukan dari media (sosial), mereka bilang menyaksikan itu, di dalam satu penerbangan, isinya adalah semua pekerja dari China yang jelas-jelas tidak bisa berbahasa Indonesia," kata Farida.

Isu lain yang juga diyakini oleh Farida adalah kriminalisasi ulama.

 Baca juga: Puji Konsep Dilan ala Jokowi, TKN Pertanyakan Tawaran Prabowo Benahi Birokrasi

"Di mata saya iya, yang kelihatan. Ada pengawasan terhadap ulama-ulama tertentu," tambahnya.

Sementara itu, Ratna, warga Jakarta, percaya ulama pendukung khilafah ada di belakang capres nomor urut 02, Prabowo Subianto.

"Saya hanya melihat saja ya, pihak Prabowo, didukung oleh ulama-ulama yang seperti ini, yang maksudnya mengarah ke khilafah, yang perkataannya menakut-nakuti, ngancam orang," kata Ratna, yang mengaku melihat banyak video ceramah berisi ancaman.

Dalam berbagai kesempatan baik Jokowi maupun Prabowo membantah berbagai isu yang beredar.

Pada debat capres keempat, Prabowo membantah telah mendukung khilafah.

Ini sesuatu yang tidak masuk akal," kata Prabowo.

Jokowi lantas menimpali pernyataan Prabowo "Selama 4,5 tahun ini saya dituduh, Pak Jokowi itu PKI. Ada yang nuduh seperti itu."

 Baca juga: PDIP: Prabowo Eksplosif, Jokowi Lebih Taktis

Marak jelang pilpres

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement