PETALING JAYA – Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad mengungkap alasan dia memilih bekerja sama dengan lawan politiknya, Anwar Ibrahim karena tidak ingin Najib Razak kembali berkuasa.
Saat wawancara dengan New Straits Times, Mahathir mengatakan meski dia telah mengkritik kemampuan Anwar untuk memimpin, tetapi Najib lebih buruk.
"Pemimpin terburuk," kata Mahathir mengutip The Star, Senin (8/4/2019).
Najib Razak diduga melakukan korupsi jutaan dolar dari dana investasi negara 1MDB selama satu dasawarsa.
Oleh karena itu, Mahathir lebih memilih bekerja sama dengan Anwar.
"Saya tahu jika kita tidak bekerja bersama, Najib akan menjadi perdana menteri berikutnya dan itu akan menjadi bencana bagi negara," katanya.
Baca: Mantan PM Malaysia, Najib Razak Unggah Foto Jadul Kelulusannya
Baca: Dijatuhi Empat Tuntutan, Najib Razak Nyatakan Dirinya Tidak Bersalah
Perdana menteri yang berusia 93 tahun itu juga percaya pada kemampuan Anwar dalam membangun koalisi Pakatan Rakyat yang sekarang sudah tidak ada.
Mahathir menilai Anwar yang meninggalkan Organisasi Nasional Malay Bersatu (UMNO) bisa menyatukan Partai Islam Malaysia (PAS) dan Partai Aksi Demokratik (DAP)
"Faktanya, dia adalah otak Pakatan Rakyat. Pakatan Rakyat memang gagal karena mereka tidak bersatu, tetapi setelah kami bersama, kami dapat bekerja lebih dekat,” kata dia.
Mahathir menyadari Pakatan Harapan akan goyang jika dirinya mengundurkan diri sebagai PM Malaysia. Namun dia yakin, Anwar mampu mempertahankan Pakatan.
Apalagi, istri Anwar, Wan Azizah Wan Ismail adalah Wakil Perdana Menteri yang sering menghadiri rapat kabinet.
"Anwar jgua telah menjadi wakil perdana menteri sebelumnya," kata Mahathir.
(fzy)