Sementara itu elektabilitas dua paslon dalam Pilpres sama-sama mengalami peningkatan. Elektabilitas Jokowi-Ma’ruf naik dari 53,8 persen pada bulan Januari menjadi 57,2 persen pada bulan April. Demikian pula dengan Prabowo-Sandi, naik dari 30,6 persen menjadi 33,7 persen.
“Dengan tingkat kenaikan yang hampir sama, peta kekuatan tidak banyak berubah,” kata Okta.
Sementara untuk Pileg, delapan partai politik diprediksi bakal lolos mengirimkan wakil ke Senayan. PDIP tetap memimpin dengan elektabilitas 25,2 persen, disusul Gerindra 14,8 persen, Golkar 9,6 persen, PKB 7,6 persen, dan Demokrat 5,1 persen. “Kelompok lima besar tersebut akan ditemani oleh Nasdem (4,7 persen), PKS (4,4 persen), dan PSI (4,3 persen),” ujar Okta.
Selain itu ada empat parpol yang masih berpeluang lolos dengan memperhitungkan margin of error survei, yaitu PAN (3,9 persen), PPP (3,5 persen), Perindo (1,8 persen), dan Hanura (1,1 persen). “Sisanya hampir pasti tidak lolos ambang batas, yaitu PBB (0,9 persen), PKPI (0,6 persen), Berkarya (0,5 persen), dan Garuda (0,3 persen),” pungkas Okta.
Survei CPCS dilakukan pada 27 Maret-2 April 2019, dengan jumlah responden 1.200 orang mewakili seluruh provinsi di Indonesia. Metode survei dilakukan secara acak bertingkat (multistage random sampling) dengan margin of error ±2,9 persen dan pada tingkat kepercayaan 95 persen.
(Angkasa Yudhistira)