Serangan Bom Terkoordinasi
Menteri Keuangan Mangala Samaraweera mengatakan serangan itu merupakan upaya untuk menyeret Sri Lanka kembali ke masa-masa kelam perang saudara.
"(Pemboman ini adalah) upaya jahat untuk menciptakan ketegangan rasial dan agama di negara ini lagi, dengan demikian menarik negara dan kita semua untuk mengalami kemunduran secara ekonomi, sosial, dan padahal sebaliknya negara kita saat ini sedang pulih dari perang yang berkepanjangan yang menghancurkan jalinan persaudaraan di negara kita selama hampir 30 tahun," katanya.
"Pengeboman itu bukan tindakan individu yang fanatik. Ini jelas upaya yang sangat terkoordinasi untuk menciptakan pembunuhan, kekacauan, dan anarki di negara ini."
Seorang juru bicara dari Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia (DFAT) mengatakan kepada ABC, "Komisi Tinggi Australia di Kolombo sedang melakukan penyelidikan mendesak dengan pihak berwenang setempat untuk menentukan kesejahteraan setiap warga Australia yang terkena dampak."

DFAT menambahkan, siapa pun yang peduli untuk kesejahteraan keluarga dan teman-teman di daerah tersebut harus berupaya menghubungi mereka secara langsung, atau hubungi Pusat Darurat Konsuler DFAT di 1300 555 135 (di Australia) atau +61 2 6261 3305 (dari luar negeri).
Menteri Luar Negeri Australia Marise Payne membenarkan bahwa dia telah berbicara dengan Komisaris Tinggi Australia untuk Sri Lanka David Holly.
"Saya sangat terkejut dan sedih dengan serangan yang ditargetkan di tempat-tempat ibadah dan perayaan pada hari Minggu Paskah," tulisnya di linimasa Twitter.
PM Australia Scott Morrison mengatakan kepada wartawan di Sydney bahwa masyarakat Australia turut berbelasungkawa kepada umat Kristen dan semua orang tak berdosa yang dibantai dalam serangan itu.