Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Pria Ini Selamat dari Serangan Bom Sri Lanka karena Menunda Sarapan

Rachmat Fahzry , Jurnalis-Senin, 22 April 2019 |13:33 WIB
Pria Ini Selamat dari Serangan Bom Sri Lanka karena Menunda Sarapan
Pihak berwenang memeriksa restoran Hotel Shangrila di Colombo, Sri Lanka usai terjadi ledakan bom. Foto/Reuters
A
A
A

KIERAN Arasaratnam, seorang profesor di Imperial College London Business School, menginap di hotel Shangri-La, yang restoran lantai duanya hancur dalam ledakan bom pada Minggu 21 April 2019.

Arasaratnam, seorang warga Sri Lanka yang pindah ke Inggris sebagai pengungsi 30 tahun lalu, sedang mengunjungi negara itu untuk membantu meluncurkan usaha sosial. Dia berada di kamarnya ketika dia mendengar suara seperti "guntur".

Dia mengatakan bahwa dia mulai berlari dari lantai 18 ke lantai dasar dengan keadaan putus asa.

"Semua orang mulai panik, itu benar-benar kacau," katanya mengutip BBC News. "Saya melihat ke kamar di sebelah kanan dan ada darah di mana-mana.

"Semua orang berlari dan banyak orang tidak tahu apa yang sedang terjadi. Orang-orang berlumuran darah di baju mereka dan ada seseorang yang membawa seorang gadis ke ambulans. Dinding dan lantai berlumuran darah."

Pria 41 tahun itu mengatakan dia mungkin akan menjadi korban ledakan jika dia tidak menunda untuk sarapan.

Foto/BBC

Dia mengatakan dia meninggalkan kamarnya sekitar pukul 08.45 waktu setempat, ketika beberapa ledakan dilaporkan terjadi di hotel dan gereja di lokasi yang berbeda.

"Sesuatu mengganggu saya, jadi saya kembali ke kamar untuk mengambil kartu debit saya, membuka tirai dan melepas tanda 'jangan ganggu' ... dan ledakan besar meledak," katanya.

BacaOtoritas Sri Lanka Abaikan Peringatan yang Dikirim 10 Hari Sebelum Serangan Bom

Saat ini dia berada di tempat penampungan darurat. Di sana, katanya, dia dapat "mencium bau darah di mana-mana", dengan orang-orang yang terluka dalam ledakan itu membutuhkan perawatan dan mencari anggota keluarga yang hilang.

"Mengerikan melihat anak-anak dibawa dalam keadaan berlumuran darah. Saya meninggalkan Sri Lanka 30 tahun yang lalu sebagai pengungsi dan tidak pernah berpikir saya harus melihat ini lagi," ujar Arasaratnam.

Jumlah korban tewas akibat serangkaian ledakan bom di gereja dan hotel mewah di Sri Lanka pada Hari Paskah telah bertambah menjadi 290 orang.

Polisi mengatakan telah menangkap 24 orang yang diduga terlibat pengeboman, tetapi pemerintah belum dapat mengidentifikasi siapa yang sebenarnya melakukan serangan teror tersebut.

Delapan ledakan dilaporkan terjadi di Sri Lanka, termasuk di tiga gereja di Negombo, Batticaloa dan Kochchikade di Kolombo ketika dilangsungkan perayaan Paskah.

Serangan bom juga menyasar empat hotel, termasuk tiga hotel mewah di ibu kota: Shangri-La, Kingsbury dan Cinnamon Grand.

(Rachmat Fahzry)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement