“Lontaran lava pijar masih di dalam radius 4 km. Jadi, masyarakat tetap waspada dampak abu vulkanik,” kata Kasbani.
Kasbani menambahkan, melihat dari data seismik, kalau aktivitas Gunung Agung masih didominasi oleh gempa-gempa dengan konten frekuensi rendah yang mencerminkan aktivitas aliran fluida di kedalaman dangkal, berupa gempa hembusan dan sesekali gempa letuasan. Jelas Kasbani, secara deformasi mengalami deflasi (penggembungan) maupun inflasi (pengempisan).
Volume magma yang bergerak di bawah permukaan teramati masih dengan jumlah kecil sekitar 1 juta meter kubik. Sementara, untuk magma di kawah sekitar 20 juta meter kubik.
Hal itu mengindikasikan, aktivitas Gunung Agung masih belum stabil, sehingga masih berpotensi untuk terjadinya erupsi skala kecil.
“Untuk saat ini belum ada mengarah untuk terjadinya erupsi yang lebih besar. Erupsi yang terjadi zona bahayanya masih sesuai dengan rekomendasi PVMBG yakni 4 kilometer, sehingga sampai saat ini status masih tetap berada di level III (Siaga). Sementara untuk VONA penerbangan sempat dinaikan saat erupsi kemarin dari orange ke merah. Tapi, sekarang karena erupsinya tidak menerus VONA kembali diturunkan menjadi orange,” urainya.