Ia menceritakan, ketika dibawa ke rumah sakit, kondisi Sapto sudah lemah dan saat tiba langsung menjalani perawatan di ruang ICU. Setelah dirawat, kondisi kesehatan Sapto membaik.
"Namun pada Selasa 23 April, kondisi kesehatannya kembali menurun dan harus masuk kembali ke ruang ICU. Sampai akhirnya meninggal dini hari tadi," imbuh Eko.
Dia mengungkapkan, Sapto merupakan sosok pekerja keras dan bertanggung jawab dengan tugasnya. Sebelumnya, Sapto sudah diajak salah satu rekan untuk melakukan cek kesehatan, namun ditolak dengan alasan pekerjaan banyak dan tidak bisa ditinggal.
"Loyalitas dalam pekerjaannya sangat tinggi. Terbukti dia menjalankan tugas ibaratnya sampai titik darah penghabisan. Mengawal hingga pencoblosan dan penghitungan awal suara," papar Eko.
Sapto Nugroho meninggalkan istri bernama Yuli Ambarwati dan sang putri Maharani Sagita Devi. Jenazah dimakamkan hari ini pukul 11.00 WIB di Permakaman Desa Ngijo Kulon, Tasikmadu, Karanganyar.
(Baca juga: Ketua KPPS di Bali Terserang Stroke saat Hitung Suara Pemilu)