Wakil Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno, Mardani Ali Sera, sepakat jika semua elite dari kedua kubu tidak saling berdebat dan berbalas pernyataan karena hal itu justru membuat masyarakat di bawah semakin pecah.
"BPN susah juga ya komennya. Tapi seruannya begini, sebaiknya BPN tidak mengomentari TKN, dan TKN tidak mengimentari BPN," kata Mardani, di Jakarta, Minggu 5 Mei 2019.
Mardani melihat terbelahnya masyarakat tidak bisa dihindari karena semakin meningkatnya partisipasi masyarakat. Sebab semakin orang berasosiasi, baik itu kepada Jokowi maupun Prabowo, tentu masyarakat semakin terbelah. Hal yang paling penting adalah para elite harus memulai komunikasi untuk menyatukan keterbelahan itu, karena pada dasarnya masyarakat itu sudah cerdas, hanya butuh keteladanan.
"Masyaraktat sudah cerdas, memang kita berbeda, tetapi bagi yang tidak menang harus jadi pihak yang kritis konstruktif mencintai persautan bangsa. Sekarang ini contohnya Apple sama Samsung tempur di pengadilan, tapi Apple pesan LCD dari Samsung. Kita boleh kompetisi, tapi pada saat yang sama tetap kooperatif. Negeri ini perlu keteladanan, jadi jangan takut juga berbeda. Nanti masyarakat akan sadar sendiri. Oke kita bisa berbeda, tapi kan kita bisa mencintai dalam perbedaan," paparnya.

Oleh karena itu, lanjut Mardani, siapa pun yang menang nanti, baik TKN maupun BPN tidak perlu saling sahut-menyahut, karena membuat masyarakat di bawah semakin pecah. Dia sendiri pun sebagai penggagas #2019gantipresiden sudah mengharamkan tagar itu sejak masa kampanye berakhir. Terlebih, saat ini saat sedang proses rekapitulasi dan pencoblosan sudah dilakukan.
“Siapa pun yang terpilih nanti, kalau itu memang sudah melalui proses yang bagus, komplain diselesaikan, itu suaranya rakyat, dan saya harus menghormati. Kalau Pak Prabowo, saya sujud syukur, kalau Pak Jokowi, ya berarti saya harus mengawal sesuai koridor," tandasnya.
(Hantoro)