Ada juga, kata Umbas, yang menganggap itu hanya sebagai pengalihan isu di tengah sengketa Pemilu 2019. Padahal pemindahan ibu kota tak serendah dan sekecil anggapan mereka itu. "Gagasan Pak Jokowi itu untuk kepentingan jangka panjang seluruh rakyat Indonesia. Memindahkan ibu kota juga membuktikan bahwa pemerataan pembangunan bukan sebatas wacana politik. Jokowi justru membangun di daerah-daerah luar Pulau Jawa sehingga inilah yang disebut Indonesia Sentris. Bukan lagi Jawa Sentris," kata dia tegas.
Dia menambahkan, pembangunan yang merata membuka sumber ekonomi baru bang bangsa Indonesia. "Kalau Malaysia saja bisa memindahkan ibu kotanya dari Kuala Lumpur ke Putra Jaya. Brunei Darussalam juga memindahkan Ibu Kota. Indonesia sebagai negara besar tentu sangat bisa memindahkan ibu kota. Pak Jokowi akan mewujudkan itu," paparnya.
Sementara Plt Dirjen Otda Kemendagri, Akmal Malik mengatakan, pemindahan ibu kota itu sangat penting karena Jakarta sudah tidak layak lagi menjadi sebuah ibu kota negara yang besar seperti Indonesia.
"Tak ada yang salah kalau DKI Jakarta pindah ke Kalteng. Di sisi lain, Jakarta juga masih ada peluang untuk menjadi daerah khusus karena pertumbuhan ekonomi bisnis tetap di Jakarta," kata Akmal.
Akmal menjelaskan, pemindahan Ibu Kota juga penting dalam kaitannya dengan lingkungan dan faktor spiritual. Sebab mengambil keputusan bangsa harus dalam situasi dan kkndisi yang nyaman, tenang, dan, damai. "Bung Karno membangun istana di lokasi strategis di Bogor, tampak siring Bali. Sebab secara spiritual emosional bisa ambil keputusan strategis bangsa di tempat yang baik," sambungnya.
Sebaiknya, kata Akmal, yang jadi ibu kota nanti wilayah administratif saja. Biar tak ada kericuhan. "Sebab, wilayah administratif tidak ada DPRD," ungkapnya.