Juru bicara kantor HAM PBB, Marta Hurtado, mengatakan suap di Korea Utara telah menjadi sarana penting untuk bertahan hidup.
"Ancaman penangkapan dan penuntutan yang terus menerus memberi pejabat-pejabat negara sarana ampuh untuk memeras uang dan bantuan lain dari orang-orang yang sangat ingin menghindari penahanan yang kondisinya tidak manusiawi.”
Baca: Kim Jong-un Turunkan Jabatan Adiknya dari Petinggi Partai Buruh Korea Utara
“Selain itu, kondisi hidup dan perlakuan terhadap tahanan juga bisa bergantung pada pembayaran suap," kata Hurtado.
Laporan itu mendapati hampir 11 juta orang, atau lebih dari 43 persen populasi, kekurangan gizi dan senantiasa dalam kondisi kelaparan.
Sementara orang mengais makanan dan kebutuhan dasar lain, laporan itu menyebutkan sumber daya besar terus dihabiskan untuk militer.