Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

China Perluas Larangan terhadap Situs Berita Australia

ABC News , Jurnalis-Selasa, 11 Juni 2019 |06:24 WIB
China Perluas Larangan terhadap Situs Berita Australia
Ilustrasi (Foto: ABC News)
A
A
A

Sebagai contoh, meski situs ABC tak bisa terhubung ke The Age dan News.com.au di internet China, Sydney Morning Herald dan The Australian tampaknya masih bisa diakses pada saat tulisan ini dibuat.

Tak jelas juga kapan kedua situs Australia itu diblokir, tetapi Chris Edwards yang berbasis di Shenzhen, dan editor situs di South University of Science and Technology, mengunggah di Twitter bahwa News.com.au tampaknya telah diblokir pada 21 Mei.

Sensor seringkali dibilang sementara

Baik The Guardian dan The Washington Post menerbitkan artikel selama akhir pekan tentang platform online mereka yang diblokir di tengah tindakan keras bertepatan dengan peringatan pembantaian Lapangan Tiananmen.

The Guardian melaporkan bahwa sensor "seringkali bersifat ad-hoc". Situs mereka tampaknya offline bagi pengguna China setelah pembantaian 4 Juni "yang ditandai dengan pemberitaan besar-besaran di situs dan edisi cetak The Guardian".

Sementara itu, laporan Washington Post mengatakan, "Sensor internet China jarang, jika memang pernah, mengkomunikasikan alasan mereka memblokir situs tertentu".

Ketika situs ABC disensor Agustus lalu, regulator keamanan siber China mengonfirmasi hal itu karena melanggar peraturan dan regulasi internet negara itu, tetapi menolak mengatakan bagaimana caranya.

Larangan itu terjadi sehari setelah Pemerintah Australia memutuskan akan memblokir dua perusahaan telekomunikasi China - termasuk raksasa teknologi Huawei - untuk berpartisipasi dalam peluncuran jaringan infrastruktur 5G.

Tetapi sumber-sumber resmi di Pemerintah China mengatakan tidak mungkin keputusan terhadap Huawei mendorong penyensoran situs ABC.

Setelah berulang kali meminta klarifikasi, seorang pejabat dari Kantor Komisi Urusan Siber Nasional menyampaikan pernyataan kepada ABC, bersikeras bahwa "internet sepenuhnya terbuka" di China.

"Namun, hak kedaulatan siber negara akan dipertahankan terhadap beberapa situs luar negeri yang melanggar hukum dan peraturan China, menyebarkan desas-desus, informasi pornografi, perjudian, terorisme kejam dan beberapa informasi illegal berbahaya lainnya yang akan membahayakan keamanan negara dan merusak kebanggaan nasional," katanya.

ABC kembali mendekati Komisi Urusan Ruang Siber China untuk meminta tanggapan atas tindakan keras terbaru terhadap media internasional, tetapi mereka tidak merespon hingga berita ini diturunkan.

(Arief Setyadi )

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement