"Aku memberi tahu mereka bahwa aku hanya lewat. Saya bahkan tidak mengenakan warna hitam, merujuk warna yang sering dipakai oleh para pengunjuk rasa pro-demokrasi.
"Tetapi mereka mengabaikan saya dan terus memukuli saya," katanya, menambahkan bahwa dia juga kehilangan telepon dan kacamatanya selama serangan itu.
"Mereka tidak mabuk. Mereka benar-benar bermaksud melukai orang,” ungkap So.
Massa pro-demokrasi menuntut pencabutan penuh rancangan undang-undang tersangka diekstradisi ke China Daratan untuk diadili, tempat pengadilan dikuasai oleh Partai Komunis. Mereka khawatir tindakan tersebut akan merusak independensi pengadilan di Hong Kong.
(Rachmat Fahzry)