DEPOK - Peneliti Sosial vokasi dari UI, Devie Rahmawati mengatakan beban mata pelajaran dan kurangnya ekstra kulikuler membuat para siswa sulit untuk bisa mengeksplorasi keinginan sehingga mereka tidak dapat menentukan atau menemukan jati diri yang sebenarnya.
Hal tersebut membuat anak-anak yang kurang berkecakapan merasa minder di dalam sekolah dan mencari eksistensi di jalanan.
"Kita pahami dulu, tawuran antar pelajar yang terjadi ini bukan tindakan kriminal. Faktornya karena identitas, bukan karena ekonomi. Mereka ingin menunjukkan jati diri untuk dikagumi. Sehingga jalanan jadi arena," kata Devie saat dihubungi Okezone, Jumat (9/8/2019).

Berbeda dengan pelajar yang memiliki kecakapan di dalam sekolah, mereka tentu mendapat dukungan dari keluarga dan pihak sekolah sebagai pemicu pelajar mengembangkan diri. Sebaliknya terjadi pada pelajar yang tidak berkecakapan.
"Maka dari itu sekolah harus memberikan ruang kepada anak bisa melalui ekstra kulikuler jadi tidak selalu menekan anak supaya mengikuti keinginan sekolah dan orang tua. Sehingga kita tidak memandang remeh kepada anak yang tidak berkecakapan," ungkapnya.
Untuk mengatasi hal tersebut ada beberapa langkah sehingga anak tidak liar dalam mengembangkan bakat.