Menurut Sardjo, sejak pindah ke dusun Tanon Lor, pada Februari 2016, sosok Satriawan dikenal warga suka bersosialisasi dan bermasyarakat. Meskipun Satriawan seorang jaksa, namun tidak pernah menjaga jarak dengan warga. Bahkan, bila ada kerja bakti di kampung, Satriawan selalu ikut.
"Aslinya orang Purwodadi, dan sebelum di sini dinas di Gorontalo. Di sini tinggal bersama dua anak dan istrinya. Baik banget orangnya, beliau mau kumpul sama warga. Kalau ada kerja bakti juga ikut. Pokoknya tidak pernah menonjolkan kalau dirinya itu seorang Jaksa," imbuhnya.
Sardjo menambahkan, meski diduga terlibat dalam rangkaian OTT KPK di Yogyakarta, keluarga Satriawan tidak pernah menutup diri. Seperti biasa, istrinya setiap pagi mengantarkan anaknya yang baru masuk sekolah dasar.
"Anak (Satriawan) itu ada dua. Satu, baru masuk sekolah SD. Dan satu lagi, baru umur dua tahun. Kalau pagi istrinya selalu mengantarkan ke sekolah. Tidak ada yang berubah, masih seperti saat Satriawan ada. Pagar pintu tertutup tapi pintu rumah terbuka," terangnya.