JAKARTA – Kekhawatiran Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menyatakan bahaya yang mengancam keutuhan Negara Kesatuan Rebuplik Indonesia (NKRI) adalah serangan berita bohong atau hoaks di media social terbukti benar. Jokowi mengungkapkan kekhawatirannya itu pada 2017 lalu.
Melalui unggahannya di media sosial Twitter pada 18 Agustus 2019, seorang warga Negara Indonesia (WNI) Veronica Koman, membuat postingan bernada hoaks dan provakasi. Hasilnya memantik kerusuhan warga Papua di Surabaya, Jawa Timur dan Jayapura, Papua.
Baca Juga: Menkominfo: Pemblokiran Twitter Veronica Koman Tergantung Penyidik
Menurut Pakar Komunikasi Sony Subrata, media sosial seperti Twitter, Facebook, Instagram, belakangan ini telah menjadi sarana atau wadah bagi masyarakat Indonesia untuk mengekspresikan diri, saling berkomunikasi, berinteraksi dengan para pengguna yang lainnya.
"Media sosial itu bagai pisau tajam bermata dua. Kehadirannya di Indonesia telah mempersatukan banyak teman yang terpisah, mengumpulkan keluarga yang berbeda lokasi dan memperkenalkan teman-teman baru,” katanya melalui siaran pers, Jakarta, Rabu (11/9/2019).
“Media sosial di Indonesia juga terbukti mempersatukan cinta kita akan NKRI dan membuat kita semakin menghayati pentingnya Bhinneka Tunggal Ika. Tetapi, media sosial juga merupakan senjata digital yang digunakan oleh berbagai pihak untuk memecah belah bangsa dan negara kita,“ imbuhnya.
Menurutnya, yang terjadi di Surabaya dan Papua merupakan dampak negatif dari penggunan media sosial yang tidak mempunyai batasan sama sekali. Provokasi yang dilakukan itu terbilang efektif hingga menimbulkan korban jiwa.
"Kasus yang terbaru adalah insiden rasial yang kemudian memicu kerusuhan di Papua. Provokasi dilakukan oleh beberapa pihak dari dalam dan luar negeri yang menggunakan media sosial. Provokasi ini terbukti efektif dan akhirnya mengakibatkan munculnya korban luka dan bahkan meninggal dunia, selain kerugian materi dan kerusakan fisik gedung diberbagai tempat,” katanya.
Baca Juga: Lacak Keberadaan Veronica Koman, Polisi Datangi Konjen Australia