TEL AVIV – Perdana Menteri Israel, Benyamin Netanyahu mengatakan bahwa dia akan mencaplok wilayah-wilayah penting di Tepi Barat setelah Lembah Yordan dan blok-blok pemukiman Yahudi jika memenangi pemilihan umum mendatang. Dia mengatakan bahwa upaya tersebut akan dilakukan melalui koordinasi dengan Amerika Serikat (AS).
Netanyahu, yang berkampanye sebelum pemilihan yang digelar pada Selasa, tampaknya menegaskan janji yang disampaikannya pekan lalu untuk memperluas kedaulatan Israel atas Lembah Yordan dan menjanjikan blok permukiman besar akan tetap berada di bawah pemerintahan Israel dalam kesepakatan perdamaian di masa depan.
BACA JUGA: PM Israel Janji Akan Caplok Wilayah Tepi Barat
Berbicara kepada Radio Angkatan Darat, Netanyahu juga membahas mengenai pencaplokan "area vital" di luar blok pemukiman, tetapi tidak menjelaskan lebih lanjut. Dia juga berbicara tentang aneksasi berturut-turut sebagai proses yang didorong bersama dengan pemerintahan Presiden AS, Donald Trump.
Netanyahu juga mengklaim bahwa dia merupakan satu-satunya kandidat perdana menteri yang bisa bernegosiasi dengan Trump guna menjamin masa depan Israel.
"Pertanyaan tentang siapa yang akan memastikan masa depan permukiman Yahudi jelas," kata Netanyahu sebagaimana dilansir Times of Israel, Senin (16/9/2019).
“Siapa yang akan dapat bernegosiasi dengan Presiden Trump? (Kandidat) yang lain tidak akan mampu melawan tekanan AS," katanya sambil mengingatkan bagaimana ia bertahan dari "tekanan besar" pemerintahan Clinton dan Obama untuk menghentikan pembangunan pemukiman Yahudi.
Kritik menuding seruan Netanyahu untuk mencaplok Lembah Yordan sebagai taktik pemilihan, mereka mengatakan dia bisa melakukannya kapan saja dalam beberapa tahun terakhir jika dia benar-benar menginginkannya. Akan tetapi, Netanyahu mengatakan pemilihan waktu adalah bagian dari proses.
"Ada beberapa tahapan yang harus terjadi," kata Netanyahu. "Saya membuat mereka (pemerintahan Trump) mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel, setelah itu memindahkan kedutaan ke sana dan kemudian mengakui kedaulatan kita atas Dataran Tinggi Golan."