Veby meliput demonstrasi untuk outlet berita lokal Indonesia, Suara pada 29 September ketika seorang polisi anti huru-hara menembak wajahnya meskipun ia jelas diidentifikasi sebagai anggota pers.
"Dokter yang merawat Veby telah mengonfirmasi bahwa dia akan kehilangan penglihatan secara permanen di satu mata karena dampak peluru karet," kata pengacara Veby Michael Vidler. Pada Jumat, Vidler mengatakan bahwa Veby belum pulih.
BACA JUGA: Veby Mega Indah, Jurnalis Indonesia yang Liput Demo Hong Kong Buta Akibat Tembakan Polisi
Vidle mengatakan, pejabat hubungan masyarakat dari Kepolisian Hong Kong telah menemuinya, tetapi tidak mau berkomentar apakah hal itu merupakan sebuah upaya intimidasi.
"Veby tidak ingin menemui mereka karena dia percaya polisi hanya akan menggunakannya untuk tujuan hubungan masyarakat. Ternyata, polisi menggunakan kunjungan mereka untuk tujuan hubungan masyarakat," katanya.
Vidler mengatakan bahwa alih-alih simpati, Veby menginginkan penyelidikan kriminal mengapa dia ditembak.
(Rahman Asmardika)