KALEM, bicara dan senyumnya hanya sedikit. Itulah kesan pertama bagi yang belum mengenal lebih dekat sosok Arfian Fuadi, ahli designer engineering yang karyanya telah mendunia dari Salatiga, Jawa Tengah. Tapi, kesan itu akan berubah drastis jika ngobrol lebih lama dengan founder Dtech-Engineering ini. Ternyata, Arfian Fuadi #localhereoes satu ini adalah kawan asyik yang diajak untuk sharing. Hanya saja, siap-siap jika ia banyak menggunakan istilah teknis yang kita tidak paham, tapi tidak perlu khawatir, Mas Arfian begitu ia akrab disapa akan menjelaskannya dengan sabar dan detail.
Pria kelahiran Salatiga, 2 Juli 1986 ini, bukan sarjana lulusan luar negeri, bukan juga seorang sarjana ilmu komputer di universitas ternama, tetapi ratusan karya inovatifnya telah berhasil menembus pasar internasional. Karya-karyanya tersebar ke berbagai perusahaan yang tersebar di Asia, Eropa dan Amerika. “Di Indonesia juga ada, tapi hanya sedikit, bisa dibilang dari 100 pesanan, 99nya asing, dari dalam negeri hanya 1. Kami pernah menerima pesanan dari PT. INKA untuk mendesign kereta api untuk diekspor ke Philifina. Jadi sebagian besar langganan kami dari perusahaan asing,” tutur Arfian dengan gayanya yang kalem.
Rasanya tak percaya memang jika ahli design engineering ini hanya lulusan SMK. Tapi begitulah adanya, Arfian adalah lulusan SMKN 7 Semarang tahun 2005 silam. Namun, pendidikan yang terbatas baginya bukan kendala untuk terus berkarya. Bermodal kemauan dan tekad yang kuat, ia belajar secara otodidak dan berani bersaing dengan negara-negara maju. “Harus berani bermimpi dan berani berkompetisi,” tuturnya, ketika ditanya apa yang membuat karya-karyanya sukses mendunia.
Arfian memang tak asal bicara, ia berkali-kali berhasil menjadi jawara di ajang kompetisi internasional Global Challenge dan mengalahkan doktor dan ahli perusahaan penerbangan dalam kompetisi. Di tahun 2017, mengikuti kompetisi tingkat dunia, yaitu Global Challenge. Pada saat itu Alfian dan timnya membuat alat untuk menginspeksi bagian dalam mesin jet. Dalam kompetisi ini Arfian berhasil mengalahkan 700 peserta dari berbagai negara. Serta, masih banyak lagi kompetisi
Selain itu, pada 2013 Arfian juga mengikuti kompetisi tingkat dunia, ia berhasil menjadi pemenang dalam perlombaan 3D Printing Challenge dengan desain jet engine bracket, yang diselenggarakan General Electric (GE) perusahaan teknologi Amerika Serikat yang didirikan oleh ilmuwan Thomas Alfa Edison. Dan masih banyak kompetisi internasional lainnya yang membanggakan.
Fokus pada tujuan dan menghargai setiap proses yang dijalaninya membuat Arfian yakin menetapkan bidang 3D design engineering sebagai konsentrasinya. “ Dari keyakinan tersebut, kami langsung belajar otodidak aplikasi CAD, perhitungan meterial dengan FEA (finite element analysis),” jelasnya. Arfian pun menuturkan jika ia membutuhkan proses yang tidak sebentar untuk mewujudkan mimpi besarnya.
Lulus SMKN 7 Semarang tahun 2015, Arfian sebenarnya sempat kuliah, namun berhenti di tengah jalan karena kendala biaya. “Setelah lulus saya ingin mengembangkan passion saya dan saat itu saya sempat kuliah di Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) tapi hanya mampu bertahan dua semester karena ketebtasan ekonomi,” pungkasnya.
Meski begitu, Arfian yakin jika pasti ada jalan lain yang bisa ia lakukan untuk terus mewujudkan mimpi besarnya. “Bersyukur meski dalam dalam yang sebetulnya sulit, impian saya semakin tidak terbendung untuk terus maju dan mendirikan Dtech-Engineering. Aapalagi usia juga masih sangat muda saat itu dan saya merasa pikiran saya cukup ekstrem untuk seusia saya,” katanya

Hingga pada akhirnya 4 tahun kemudian Arfian memberanikan diri untuk mendirikan D’tech Engineering yang didirikannya di akhir tahun tepatnya pada 9 Desember 2008. “D-tech adalah representasi kebutuhan kami untuk terus berkarya yang bisa dimanfaatkan untuk khalayak atau masyarakat, bangsa, negara serta semua umat manusia. Dan sampai sekarang saya masih terus bersyukur karena Dtech Engineering masih terus berkembang,” paparnya.
Saat ini, Dtech-Engineering telah memiliki karyawan 30 orang karyawan yang dikelola dengan sistem profesional. Menariknya Arfian mempekerjakan karyawannya tidak melihat latar belakang pendidikan. Tidak heran jika sebagian besar karyawannya yang berkantor di kediamannya di Salatiga adalah lulusan SMK di wilayah sekitar. Dtech-Engineering juga terbuka bagi siswa maupun mahasiswa dari berbagai sekolah dan perguruan tinggi di seluruh Indonesia.
Tidak hanya itu di tengah kesibukannya, Arfian masih menyempatkan diri untuk memberikan pelatihan gratis kepada mereka yang ingin belajar tentang design engineering yang digelutinya. “Ilmu tak akan akan habis jika dibagi, justru akan membuat kita semakin menguasai ilmu yang kita miliki, saya senang jika semakin banyak yang mempelajari teknik ini karena akan menciptakan kompetisi baru, sehingga posisi Indonesia semakin kuat di pasar global,” jelasnya.