Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Arfian Fuadi, Anak Kampung yang Taklukan Dunia dengan D'Tech Enginering

Yaomi Suhayatmi , Jurnalis-Jum'at, 01 November 2019 |12:31 WIB
Arfian Fuadi, Anak Kampung yang Taklukan Dunia dengan D'Tech Enginering
Arfian Fuadi (Foto: Tim Okezone)
A
A
A

Tidak Mudah untuk mendapatkan Mimpi Besar Itu

Prinsip yang ia pegang teguh saat ini memang tak lepas dari perjalanan panjang dalam menggapai kesuksesan yang sekarang ia raih. Perjalanan Arfian menuju kesuksesan memang tidaklah mudah. Dulu, ia harus bekerja banting tulang membantu perekonomian keluarga dan bekerja sebagai cuci cetak foto, juga pernah bekerja di bengkel sepeda motor hingga berjualan susu keliling kampung. “Saya sadar jika penghasilan orangtua kami pas-pasan. Jika tidak bekerja tentu tidak bisa membantu kedua orangtua. Pekerjaan apapun saya jalani asalkan halal,” katanya

Bahkan katanya lagi, guna memperoleh modal ia juga rela bekerja serabutan. Semua ia lakukan demi mengumpulkan pundi-pundi sebagai modal meskipun pada saat itu yang ia beli hanyalah sebuah komputer bekas. “Awal mendirikan usaha bersama sang adik, yakni hanyalah seperangkat komputer bekas. Harganya kalo tidak salah sekitar 1 juta, 750 ribu rupiah. Bagi saya, ini semua adalah tantangan bukan hambatan. Saya terus melangkah dan buktikan meskipun semua yang saya lalui terasa berat,” katanya

Komputer yang berhasil dibelinya adalah MD 3000+ yang dibelinya dari hasil urunan keluarganya dan gaji saat Arfian bekerja sebagai penjaga malam di PT Pos indonesia.”Saat itu penghasilan saya sekitar Rp 700 ribu. Kemudian ditambahkan dengan sisa uang beasiswa adik saya dan juga dibantu bapak. Dari hasil tersebut saya bisa membeli komputer ,” tuturnya

Arfian menuturkan saat kali pertama dirinya menerima orderan. Saat itu, ia mencari di sebuah situs freelance kemudian mendapatkan pesanan pertama mendesain jarum untuk alat ukur di Jerman. Pengusaha tersebut membayar sekitar USD 10 per set. Dan saat itu karena tenaga juga masih sangat terbatas, Arfian mengaku hanya mampu mengerjakan desain sebanyak tiga set jarum saja selama dua minggu.”Kalo sekarang mungkin 10 menit pun jadi ya. Dulu kan serba terbatas, mau download atau kirim email harus ke warnet dulu. Sementara kami hanya punya modem dengan kecepatan 2 kbps,” kenangnya

Semenjak itu, orderan pun semakin banyak bahkan saat Arfian menolak pesanan, si pemesan bersedia menambahkan sejumlah uang sebesar USD 5. Hal tersebut tentu membuat Arfian merasa di apresiasi dan dimotivasi untuk terus berkembang.

“Sejak itu order terus mengalir tak pernah sepi. Model desain yang dipesan pun makin beragam. Mulai dari desain pesawat penyebar pupuk yang dipesan oleh Amerika Serikat hingga desain kandang sapi yang dirakit tanpa paku yang pernah dipesan oleh orang Selandia Baru.

”Bahkan saya juga pernah diminta desain mobil lama GT40 dengan handling yang sama. Untuk proyek itu, si pemilik sampai harus membongkar komponen mobilnya dan difoto satu-satu untuk kami teliti. Jadi, kami yang menentukan mesin yang harus dibeli, sasisnya model bagaimana dan seterusnya. Hasilnya, kata si pemesan, 95 persen mirip,” jelasnya.

Hingga saat ini, Dtech-Engineering sudah menyelesaikan ratusan desain produk. Mulai dari produk kecil seperti gantungan kunci, bolpoin sampai pesawat untuk menyiram hama tanaman. Arfian pun mengatakan jika semua desain yang dibuatnya memiliki cerita tersendiri dan berbeda dari desain-desain yang dimiliki oleh perusahaan lainnya. “Dtech akan terus berproses, belajar, dan berkembang. Kami optimistis dan akan melakukannya,” katanya.

Setelah sukses mengejar mimpi untuk mendunia bersama Dtech-Engineering, ayah satu putri ini pun bermimpi suatu saat, produk-produk yang digunakan di Indonesia adalah hasil karya anak negeri. “Dari Indonesia untuk Indonesia. Didesign oleh anak bangsa, diproduksi di Indonesia, digunakan di Indonesia baru kemudian diekspor keluar negeri dengan brand Indonesia. Bukan sebaliknya seperti sekarang ini, banyak produk dicreate design-nya di Indonesia, dirakit maupun diproduksi di Indonesia, tetapi dijual di Indonesia dengan brand asing, negara lain yang menikmati untungnya,” tegasnya di sela-sela shooting TVC #KejarMimpi CIMB NIAGA. (adv)

(Risna Nur Rahayu)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement