"Tidak mungkin bagi kementerian [Pariwisata] untuk menyetujui acara-acara yang memiliki unsur-unsur cabul seperti ini, karena ini bukan budaya Malaysia, apalagi mayoritas orang Malaysia adalah Muslim," Mohamaddin Ketapi, menteri pariwisata, seni dan budaya, dalam sebuah pernyataan melansir The Star, Senin (2/12/2019).
"Kami akan menunggu laporan investigasi lengkap ... dan tidak akan ragu untuk mengambil tindakan hukum jika mereka melanggar ketentuan yang ditetapkan."
Salah satu penyelenggara acara, Carlos Benny Majakil, mengatakan kepada Reuters bahwa dia tidak berkomentar mengenai masalah ini.
(Rachmat Fahzry)