SEMARANG – Jawa Tengah menjadi salah satu provinsi yang memiliki potensi terjadi beragam bencana alam. Setidaknya terdapat 1.691 desa yang rawan bencana banjir, 2.136 desa rawan bencana longsor, dan 658 desa rawan bencana angin puting beliung.
Kepala Pelaksana (Kalaks) BPBD Jateng, Sudaryanto, mengatakan pihaknya telah melakukan berbagai upaya antisipasi. Di antaranya membentuk Desa Tangguh Bencana (Destana), pemasangan Early Warning System (EWS), serta simulasi dan pelatihan bagi masyarakat.
Selain itu, Pemprov Jateng menerbitkan surat edaran kepada Bupati/Wali Kota se-Jawa Tengah untuk mengantisipasi dampak musim hujan. Pihaknya juga terus menginventarisasi lokasi rawan bencana banjir dan longsor, mengecek tanggul-tanggul rawan, serta melakukan pengadaan logistik untuk persiapan bencana.
"Kami juga sudah menyiapkan dana tak terduga dari Gubernur tahun 2019 sebesar Rp23 miliar yang dapat digunakan untuk penanganan bencana," kata Sudaryanto, kepada awak media, di Kantor Gubernur Jateng, Rabu (18/12/2019).
