JAKARTA – Kepala BNPB Doni Monardo memerintahkan jajarannya untuk melakukan pemetaan rehabilitasi lahan-lahan yang longsor di Kabupaten Bogor akibat banjir bandang pekan lalu.
Tinjauan yang berhasil dipantau ada beberapa titik longsor di Desa Sipayung, Desa Harkatjaya, Desa Kiara Pandak dan Desa Urug. Untuk Desa Sukajaya yang terdampak parah ditunda, karena cuaca buruk dan jarak pandang minim, pemetaan akan dilanjutkan saat cuaca baik. Selain itu, BNPB dan BIG juga akan memperkuat pemetaan dengan analisis spasial dan foto udara dengan drone.
Menurut Kepala BNPB Doni Monardo, langkah awal yang harus dilakukan adalah memperbaiki ekosistem hulu dan kawasan hutan yang ada agar segera pulih, dengan menaman tiga karakter tanaman.
“Melakukan penanaman dengan tiga karakter tanaman, yaitu vetiver sebagai pengikat tanah untuk jangka pendek, tanaman keras khas Jawa Barat yang memiliki nilai ekologis untuk pengembalian fungsi kawasan hutan dan buah-buahan yang memiliki nilai ekonomis,” katanya dalam keterangan tertulis, Sabtu (11/1/2020).
Terakhir, lanjut Doni, adalah tanaman jangka pendek seperti porang dan kapulaga yang tidak butuh waktu lama untuk bisa dipanen masyarakat. Untuk porang dan vetiver, ia kembali mengingatkan, hanya ditanam di lahan yang rata (datar) bukan di lahan yang curam di mana ditanam untuk mencegah longsor.
"Tanaman ini memang memiliki nilai ekonomi untuk membantu masyarakat. Tapi, ditanamnya di kebun atau ladang yang lahannya datar. Dikombinasikan dengan pohon-pohon keras," katanya.
Selain menyiapkan bibit siap tanam, BNPB juga melakukan pelatihan serta sosialisasi. Unsur yang terlibat BNPB, TNI, Polri, BPBD, akademisi, kelompok pecinta alam, BUMN serta pihak swasta. Kegiatan ini juga mendapat dukungan dari berbagai media massa serta segenap aktivis lingkungan.