Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Bangkitnya Kasultanan Pajang Setelah Tidur Panjang 400 Tahun (Bagian 2)

Bramantyo , Jurnalis-Minggu, 19 Januari 2020 |02:45 WIB
Bangkitnya Kasultanan Pajang Setelah Tidur Panjang 400 Tahun (Bagian 2)
Lokasi Kesultanan Pajang (Foto: Okezone/Bramantyo)
A
A
A

SUKOHARJO - Sosok Suradi yang diangkat menjadi Sultan dengan gelar Sultan Prabu Hadiwijaya Khalifatullah IV itu langsung gigih melestarikan Kasultanan Pajang. Meskipun diakui oleh Suradi, ada pihak yang menganggap kalau dirinya itu hanya mengaku-ngaku sebagai Sultan.

Menurut Suradi, pengetahuan pihak yang mengatakan setelah Sultan Hadiwijaya tiada, tidak ada lagi pengangkatan Sultan baru iti sangat dangkal pengetahuan.

"Orang yang bilang setelah Sultan Hadiwijaya meninggal tidak ada lagi Sultan itu sangat dangkal pengetahuannya. Kalau orang itu bicaranya di hadapan Sultan Demak, orang itu akan disemprot habis-habisan," kata Suradi kepada Okezone, Sabtu 18 Januari 2020.

Menurut Suradi, setelah Sultan Hadiwijaya atau Joko Tingkir yang memimpin sejak tahun 1559 hingga 1582 meninggal, tampuk kekuasaan beralih ke menantu Joko Tingkir dari anak pertama bernama Aryo Pangiri atau bergelar Sultan Ngawandi Puro. Pangiri berkuasa mulai dari tahun 1583 - 1586.

Setelah itu dilanjutkan Pangeran Benowo yang bergelar Sultan Prabu Wijaya anak Joko Tingkir ke VI yang bergelar Sultan Prabu Wijaya.

Keraton

Setelah era Benowo, tampuk kekuasaan di Kasultanan Pajang kosong. Dikarenakan anak terakhir dari Joko Tingkir masih kecil. Sebelum akhirnya tampuk kekuasaan diambil alih adik dari Panembahan Senopati yaitu Gagak Bening.

"Saya itu menggantikan posisi anak Joko Tingkir yang masih kecil dengan gelar Sultan Prabu Hadiwijaya Khalifatullah IV," terangnya.

Selama dua belas tahun Suradi mengaku membiayai semua kegiatan kegiatan budaya. Ada 7 kegiatan yang rutin dilakukan setiap tahun.

Yakni Peringatan Malam 1 Suro, Kirab Pusoko, Jumenengan Keraton Pajang, Napak Tilas Joko Tingkir, Haul Joko Tingkir, Wilujengan dan Syawalan. Jumlah pengageng Kasultanan Keraton Pajang, abdi dalem atau kerabat sekira 5000 orang lebih.

Yang berasal tidak hanya dari Sukoharjo saja, tapi ada dari Malang, Surabaya, Lamongan, Gresik, Magetan dan Wonogiri.

"Semua kegiatan Kasultanan Keraton Pajang kami biayai sendiri, tidak meminta iuran abdi, kami tidak menjanjikan dan tidak memaksakan pada abdi atau masyarakat," tandas Suradi yang keturunan trah Ki Ageng Turus, yakni saudara Kebo Kanigoro, ayah dari Joko Tingkir yang merupakan leluhur raja raja Jawa.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement