Tetapi pada 9 Februari 2020, dia mem-posting video 13 detik dengan tulisan "semua orang memberontak - menyerahkan kekuasaan pemerintah kembali kepada rakyat", dan setelah itu tidak pernah terdengar lagi.
Sementara Chen adalah seorang mantan pengacara hak asasi manusia yang beralih menjadi jurnalis video. Dia sudah cukup dikenal di kalangan aktivis, terutama setelah mendapatkan reputasi dengan meliput demonstrasi di Hong Kong tahun lalu.

Chen Quishi. (YouTube)
Chen memiliki akun YouTube yang sekarang memiliki sekitar 400.000 pelanggan. Dia juga memiliki lebih dari 265.000 pengikut di Twitter.
BACA JUGA: Virus Korona Membunuh 1.016 Orang, China Pecat 2 Pejabat Tinggi Kesehatan
Pada akhir Januari 2020, Chen memutuskan untuk melakukan perjalanan ke Wuhan untuk melaporkan situasi yang memburuk.
"Saya akan menggunakan kamera saya untuk mendokumentasikan apa yang sebenarnya terjadi. Saya berjanji tidak akan ... menutupi kebenaran," katanya dalam video YouTube pertamanya.
Dia telah mengunjungi berbagai rumah sakit di Wuhan, melihat kondisi dan berbicara kepada pasien.
Tetapi, pada 7 Februari 2020, sebuah video dibagikan di akun Twitter-nya - yang saat ini dikelola oleh seorang teman. Video itu menampilkan ibu Chen yang mengatakan bahwa putranya telah hilang sehari sebelumnya.
Menurut temannya, Xu Xiaodong, Chen telah dikarantina secara paksa.
Hingga saat ini pihak berwenang China belum berkomentar tentang masalah ini. Belum ada pernyataan resmi yang merinci di mana Fang Bin atau Chen Qiushi berada, atau kapan mereka akan muncul jika mereka dimasukkan ke dalam karantina.
(Rahman Asmardika)