MATARAM - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) terkesan dengan alat yang dikembangkan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Nusa Tenggara Barat (NTB).
Menteri Siti Nurbaya sendiri mengunjungi TPA Regional Kebon Kongok di Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB) untuk melihat keberhasilan proses pengolahan sampah menjadi energi dengan teknologi Refused Derived Fuel (RDF).
Teknologi ini mampu mengubah sampah menjadi briket yang dapat menjadi substitusi batu bara sebagai bahan bakar ramah lingkungan untuk Pembangkit Listrik Tenaga Uap PLTU. Alat pengolah sampah ini sebagian sudah mampu dibuat mandiri oleh Indonesia.
Alat pengolahan sampah di NTB sendiri miliki kapasitas sekira 30 ton sampah. Jumlah itu mencapai 10 persen dari jumlah produksi sampah di NTB yang mencapai 300 ton setiap harinya.
Pemprov NTB sendiri memberi nama program ini, Jeranjang Olah Sampah Setempat (JOSS). Skemanya, pengolahan sampah melibatkan masyarakat, maka selain lingkungan menjadi bersih dari sampah juga memutar ekonomi melalui skema circular economy.
Baca Juga: Menteri LHK Tegaskan Permasalahan Lingkungan Tanggung Jawab Bersama
"Langkah ini sangat baik, seperti tadi saya katakan, ini contoh yang konkrit di lapangan, hasilnya juga kelihatan, nanti masyarakat akan dapat manfaatnya," katanya melalui keterangan pers, Senin (9/3/2020).
Melalui teknologi RDF di TPA Kebon Kongok Menteri Siti berharap permasalahan sampah di NTB khususnya di Mataram, Lombok dapat selesai.
"Yang pasti masalah sampah kita selesaikan. Jadi dari 300 ton sampah per hari tadi sudah diolah 30 ton dan akan ditingkatkan menjadi 100 ton, pak gubernur malah minta 200 ton. Teknologinya juga bagus, kita dorong" ungkap Menteri Siti.