Sekira 250.000 pekerja rumah tangga migran, kebanyakan dari negara-negara Afrika sub-Sahara seperti Ethiopia dan Ghana, dan negara-negara Asia Tenggara termasuk Nepal dan Filipina, tinggal di Libanon.
Pekerja rumah tangga di Lebanon terikat secara hukum dengan majikan mereka melalui sistem kafala yang terkenal di negara itu, yang hanya memungkinkan mereka untuk mengakhiri kontrak mereka dengan persetujuan dari majikan.
Sistem ini telah menyebabkan pelecehan yang meluas, mulai dari pemotongan upah, hingga serangan fisik dan seksual. Camille Abousleiman, mantan menteri tenaga kerja Lebanon, menyebutnya sebagai "perbudakan modern".
(Rahman Asmardika)