Ical menceritakan, sempat terjadi perdebatan dengan kapten kapal, kemudian jenazah dimasukkan ke freezer. Keesokan harinya, ABK diminta untuk menandatangani surat berbahasa China.
"ABK di kapal itu semuanya tanda tangan meskipun itu penghuni aslinya atau ABK titipannya semua tanda tangan sama orang-orang China-nya, tanda tangan sudah beres. Kenapa langsung mayat mau dilarung itu pun kita sempat diskusi kenapa kan kapal ini sudah mau perjalanan pulang ke Korea, kenapa kok nggak dibawa ini jenazah ke darat," jelasnya.
Sempat terjadi perdebatan sebelum jenazah akan dilarung, namun karena ABK tidak memiliki kekuatan, kapten kapan memutuskan untuk melarung.
"Ya rasanya mereka demi kesehatan katanya, kenapa kok kebersihan, sementara di dalam freezer itu sudah nggak ada apa-apa cuma stok makanan, ikan sudah enggak, sudah tidak ada di kapal. Jadi otomatis seisi freezer itu kosong. Karena kita berdebat-debat, kita nggak punya kekuatan ya mas, karena kita ABK enggak punya wewenang lah intinya untuk itu. Akhirnya, kapten memutuskan sendiri untuk melarung," terangnya.
(Ahmad Luthfi)