Salah satu bukti tingginya frekuensi penyelundupan narkoba ini juga diketahui dari penggagalan upaya peredaran 37 bungkus atau sekitar 40 Kg sabu-sabu yang dilakukan BNN dan Bea Cukai akhir pekan kemarin.
Beberapa hari sebelumnya, sindikat yang sama juga dipergoki polisi dan Bea Cukai membawa 165 Kg sabu-sabu dari Malaysia ke perairan Aceh. Namun mereka membuang narkoba itu ke laut dan tidak ditemukan lagi.
"Dari jarak waktu yang sangat singkat itu bisa kita simpulkan aktivitas sindikat narkoba baik Internasional dan lokal ini tidak pernah berhenti di tengah situasi sulit, karena dunia dan Indonesia dilanda pandemi Covid-19, mereka tetap melaksanakan kegiatannya dan tidak peduli banyaknya korban," tandasnya.
Tingginya angka penyalahgunaan narkoba ini, kata Arman, sudah seharinya harus menjadi perhatian semua pihak. Apalagi narkoba menjadikan anak muda sebagai sasaran utamanya.
“Kita tidak ingin, bonus demografi yang kita miliki malah menjadi bencana jika generasi penerus menjadi pencandu narkoba,” pungkas Arman.
(Awaludin)