BEIRUT – Gubernur Beirut mengatakan bahwa lebih dari 200 orang diyakini tewas akibat ledakan dahsyat yang mengguncang Ibu Kota Lebanon itu pada Selasa (4/8/2020). Gubernur Marwan Abboud mengatakan puluhan orang masih hilang, banyak dari mereka adalah pekerja asing.
Militer Lebanon telah menghentikan fase penyelamatan dari operasi pencariannya di pelabuhan yang menjadi pusat ledakan, demikian diwartakan BBC.
Sementara demonstrasi dan kekerasan di Beirut masih terus berlangsung untuk malam kedua berturut-turut, ketika polisi bentrok dengan pengunjuk rasa yang marah atas tanggapan pemerintah terhadap insiden yang terjadi.
BACA JUGA: Mantan PM Lebanon Bantah Mengetahui Kiriman Bahan Kimia Penyebab Ledakan Beirut
Pengunduran diri dua menteri kabinet, beberapa anggota parlemen, serta pejabat negara gagal meredam amarah rakyat.
Sejak ledakan tersebut, ratusan ribu orang telah tinggal di rumah yang rusak parah, banyak di antaranya tanpa jendela atau pintu. Gubernur Abboud mengatakan ledakan itu telah menyebabkan hingga 300.000 orang kehilangan tempat tinggal.
Badan-badan PBB telah memperingatkan tentang krisis kemanusiaan kecuali makanan dan bantuan medis segera dikirimkan.