NEW YORK - Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pada Senin (10/8/2020) mengatakan suara rakyat Lebanon “harus didengar” dan menyerukan “penyelidikan yang transparan dan kredibel” terhadap ledakan dahsyat yang menewaskan lebih dari 200 orang di Beirut pekan lalu.
Guterres mengatakan “saat kesedihan dan frustrasi berkepanjangan ini, kemarahan rakyat Lebanon jelas terlihat,” dan menambahkan bahwa “penting untuk melaksanakan reformasi guna memenuhi kebutuhan jangka panjang rakyat Lebanon.”
Ledakan yang berasal dari sebuah gudang di Pelabuhan Beirut, meluluhlantakkan infrastruktur vital dan membuat ribuan warga kehilangan tempat tinggal.
BACA JUGA: Pemimpin Lebanon Diperingatkan Tentang Bahaya 2.750 Ton Amonium Nitrat Sejak Juli
"Bencana yang ditimbulkan sangat besar. Rasa kehilangan dan ketidakpercayaan atas apa yang terjadi sangat dalam. Tetapi Lebanon tangguh. Lebanon memiliki semangat dan kemauan yang luar biasa. Yang terpenting juga adalah Lebanon tidak sendirian," kata Guterres sebagaimana dilansir VOA.
"Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) akan berdiri bersama Lebanon untuk membantu meringankan penderitaan dan mendukung upaya pemulihan. Ini adalah momen untuk menunjukkan rasa solidaritas, dan inilah saatnya mengubah segala sesuatunya menjadi lebih baik,” imbuhnya.
Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) telah membantu mengorganisir kedatangan pakar-pakar dari Kelompok Penasehat Upaya Pencarian dan Penyelamatan Internasional (ISRAG), dan sistem Koordinasi dan Pengkajian Bencana PBB (UNDAC) untuk membantu para petugas penyelamat di Beirut.
Kepala OCHA Mark Lowcock mengatakan “ledakan di Beirut menimbulkan korban tewas dan kehancuran di negara yang sudah diselimuti tantangan serius. Telah ada tanggapan kemanusiaan yang cepat dan luas. Ini hanya elemen pertama dari tiga elemen tanggapan yang dibutuhkan."
BACA JUGA: Pasca Ledakan Beirut, PM dan Seluruh Pemerintahan Lebanon Umumkan Pengunduran Diri
"Yang kedua, pemulihan dan rekonstruksi, akan menelan biaya miliaran dolar dan membutuhkan gabungan kerjasama keuangan publik dan swasta. Elemen ketiga adalah menanggapi krisis sosial ekonomi Lebanon yang sudah ada sebelum insiden ini terjadi," kata Lowcock menambahkan.
Beberapa jam setelah ledakan itu terjadi, Koordinator Kemanusiaan dan Penduduk Lebanon mengeluarkan anggaran bernilai USD9 juta dari Dana Kemanusiaan Lebanon (Lebanon Humanitarian Fund) untuk mengatasi kebutuhan-kebutuhan yang mendesak.
Follow Berita Okezone di Google News