CIREBON - Dua hari sebelum kemerdekaan Indonesia, momen bersejarah pernah terjadi di Kota Cirebon, Jawa Barat. Tepatnya, pada tanggal 15 Agustus 1945, dokter Soedarsono yang saat itu menjabat sebagai Kepala Rumah Sakit Kesambi (sekarang menjadi RSD Gunung Jati), membacakan naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia yang dibuat oleh Sutan Sjahrir.
Kala itu, Soedarsono diminta segera memproklamirkan kemerdekaan Indonesia oleh Sutan Sjahrir, setelah mendengar berita kekalahan Jepang melalui siaran radio BBC pada tanggal 14 Agustus 1945. Permintaan tersebut dilatar belakangi oleh kekecewaan Sjahrir, karena Soekarno menolak keinginannya untuk memproklamirkan kemerdekaan Indonesia sesegera mungkin.
Padahal, setelah munculnya berita kekalahan Jepang dari pihak Sekutu, Sjahrir sudah berusaha menyiapkan gerakannya untuk merebut kekuasaan dari tangan Jepang.
Gerakan yang disiapkan Sjahrir melibatkan beberapa tokoh pemuda ternama. Salah satunya adalah Soedarsono. Tokoh yang dimintanya untuk memproklamirkan kemerdekaan Indonesia di Alun-Alun Kejaksan, Kota Cirebon, Jawa Barat.
Nama Soedarsono sendiri sebenarnya sudah tidak asing ditelinga masyarakat Cirebon dan sekitarnya. Sebab, nama Soedarsono sudah diabadikan sebagai nama salah satu jalan di Kota Cirebon.
Sejarawan Cirebon, Mustaqim Asteja menjelaskan, Soedarsono merupakan tokoh terkenal dan berpengaruh pada masa pendudukan Jepang tahun 1942. Bahkan, nama Soedarsono masuk dalam arsip dokumen 'Pendaftaran Orang Indonesia Jang Terkemoeka Djang Ada Di Djawa', yang dibuat oleh pihak Jepang.
Berdasarkan arsip dokumen itu, kata Mustaqim, Soedarsono lahir di daerah Salatiga, Jawa Tengah, pada tanggal 9 Mei 1911. Soedarsono menghabiskan pendidikan sekolah dasarnya di Europeesche Lagere School atau ELS (Sekolah Pertama Eropa).
Setelah menamatkan pendidikan di ELS, Soedarsono kemudian melanjutkan pendidikannya di Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO), dan diteruskan ke Algemene Middelbare School (AMS).
Baca Juga : Peringati HUT Ke-75 RI, Masyarakat Upacara Bendera di Tengah Sungai Ciliwung
Baca Juga : Cerita Pasukan Semut, Gerombolan Anak-Anak Pencuri Senjata Tentara Belanda
Pada tanggal 3 Mei 1938, lanjut Mustaqim, Soedarsono akhirnya melanjutkan pendidikannya di sebuah sekolah kedokteran yang ada di Jakarta. Setelah lulus dari sekolah kedokteran itu, Soedarsono akhirnya berkarir menjadi seorang dokter dan diangkat menjadi Kepala Rumah Sakit Kesambi (sekarang menjadi RSD Gunung Jati).
"Kenapa menjadi orang-orang ternama? Yang namanya dokter Soedarsono itu sejak zaman Belanda aktif pada dinas kesehatan. Untuk mengendalikan penyakit pada masyarakat waktu itu," kata Mustaqim saat berbincang dengan Okezone, di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Senin (17/8/2020).
"Pada tanggal 15 Agustus 1945, tokoh sipil yang pada saat itu (di Alun-Alun Kejaksaan) di antaranya dokter Soedarsono yang menonjol. Semenjak zaman Jepang namanya sudah dicatat sebagai tokoh di Cirebon. Konon beliau adalah tokoh gerakan sosial yang dipimpin oleh Sutan Sjahrir," tambahnya.