KEPUTUSAN Kenya untuk menutup semua sekolah hingga Januari 2021 akibat pandemi virus corona telah membuat banyak sekolah swasta berjuang untuk bertahan hidup. Beberapa di antara sekolah-sekolah tersebut terpaksa beralih fungsi agar bisa tetap bertahan.
Dilaporkan BBC, ruang kelas di Mwea Brethren School, yang dulu bergema dengan suara anak-anak belajar, sekarang dipenuhi dengan suara ayam berkokok. Di papan tulis, rumus matematika telah diganti dengan jadwal vaksinasi ayam.
Joseph Maina, pemilik sekolah pusat di Kenya, harus beralih menjadi peternak untuk mendapatkan uang karena dia tidak lagi mendapatkan penghasilan dari layanan pendidikan.
'Vital untuk bertahan hidup'
Keadaan menjadi sangat sulit bagi Maina ketika semua sekolah diminta tutup pada Maret. Dia masih harus membayar cicilan utang dan harus bernegosiasi ulang dengan bank.
BACA JUGA: Gaya Rambut Terinspirasi Virus Corona jadi Tren Populer di Daerah Kumuh Kenya
Pada awalnya, tampaknya semuanya hilang, tetapi "kami memutuskan bahwa kami harus melakukan sesuatu (dengan sekolah) untuk bertahan hidup," kata Maina kepada BBC.
Sekolah lain di Kenya tengah, Roka Preparatory School, juga telah mengubah tempatnya menjadi tempat menanam sayur. Di halaman sekolah, sayuran tumbuh di tempat yang tadinya taman bermain.
James Kung'u yang mendirikan sekolah itu 23 tahun lalu juga beternak ayam untuk menutupi biaya hidup.
Meja-meja disingkirkan untuk memberi cukup ruang bagi pakan ternak.
"Keadaan saya mirip dengan sekolah lain. Saya kesulitan mengisi bahan bakar mobil. Para guru dan siswa tidak ada lagi di sini. Secara psikologis, kami sangat terpengaruh," kata Kung'u.
BACA JUGA: Pria di Kenya Dipukuli Sampai Mati karena Diduga Terinfeksi Virus Corona
Tidak hanya pemilik sekolah, para guru juga terpengaruh oleh keadaan ini.
Macrine Otieno, yang mengajar selama enam tahun di sebuah sekolah swasta di ibu kota, Nairobi, diusir dari kontrakannya karena dia tidak mampu membayar sewa.
Dia bekerja sebagai pengasuh anak agar bisa mendapatkan tempat tinggal dan makanan.
"Sejak kasus pertama kami terkena virus corona di Kenya, dan sekolah ditutup, tidak ada yang bisa saya lakukan,” ujarnya.
"Saya telah berusaha sedikit untuk mencari sesuatu untuk anak saya, tetapi itu tidak mudah.".