TANGERANG SELATAN – Seorang janda bernama Nuraini (41), bersama 3 anak dan seorang cucunya tinggal di gubuk reyot yang terletak di Kampung Jaletreng, RT03 RW03, Serpong, Tangerang Selatan (Tangsel).
Kondisi bangunannya terlihat begitu mengenaskan, kilauan cahaya matahari tampak tembus dari celah-celah atap ke bagian permukaan lantai. Hal itu menandakan sisi atap gubuknya banyak renggang, hingga saat hujan turun airnya kerap masuk.
Sepeninggal suaminya, almarhum Rusdianto, pada 21 Agustus 2020 bulan lalu, Nuraini kini harus menghidupi keluarga seorang diri dengan berdagang mi rebus, dibantu putri pertamanya yang bekerja membantu di salah satu konter handphone.
Ditemui saat berada di lapak kecilnya tempat berdagang, Nuraini menceritakan sejak suaminya meninggal dia berinisiatif berjualan mi di bangunan semipermanen yang dibangun tak jauh dari gubuknya.
"Sejak suami saya meninggal jadi saya bantu-bantu lewat jualan mi. Kan anak saya yang paling tua juga kerja di konter HP," tuturnya kepada Okezone, Rabu (23/9/2020).
Sejak 5 tahun lalu, Nuraini dan anak cucunya tinggal di gubuk reyot setelah tak mampu membayar kontrakan yang juga berada di sekitar perkampungan Jaletreng. Gubuk yang terdiri atas 2 bangunan semi permanen itu semula adalah tempat singgah saat mengurus kebun dan sekaligus juga tempat tinggal mertuanya.
"Dulu awalnya buat tempat istirahat, tapi setelah itu enggak pernah digunain. Suami saya kan dulu abis di-PHK kerja serabutan, kadang ngojek, macem-macem. Dulu kita ngontrak petakan, karena enggak kuat lagi bayar akhirnya kita pindah ke gubuk punya ibu mertua saya itu," jelasnya.