WASHINGTON DC - Amerika Serikat (AS) secara resmi keluar dari Perjanjian Paris pada Rabu (4/11/2020), sebagai realisasi dari janji Presiden Donald Trump untuk menarik negaranya dari pakta global untuk memerangi perubahan iklim. Keluarnya AS, penghasil gas rumah kaca terbesar kedua di dunia, dari Perjanjian Paris itu terjadi di tengah kontestasi Pilpres AS 2020 yang ketat.
Hasil dari Pilpres AS 2020 akan menentukan berapa lama Negeri Paman Sam akan keluar dari Perjanjian Paris. Saingan Trump dari Partai Demokrat, Joe Biden, telah berjanji untuk bergabung kembali dengan perjanjian tersebut jika terpilih sebagai Presiden baru AS.
BACA JUGA: Pilpres AS, Jerman Singgung soal Tradisi Demokrasi
“Penarikan AS akan meninggalkan celah dalam rezim kami, dan upaya global untuk mencapai tujuan dan ambisi Perjanjian Paris,” kata Patricia Espinosa, sekretaris eksekutif Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim (UNFCCC), kepada Reuters.
Amerika Serikat masih tetap menjadi anggota UNFCCC dan Espinosa mengatakan badan tersebut akan "siap membantu AS dalam upaya apa pun untuk bergabung kembali dengan Perjanjian Paris".
BACA JUGA: Hasil Sementara Pilpres AS: Biden 264, Trump 214
Trump pertama kali mengumumkan niatnya untuk menarik Amerika Serikat dari pakta tersebut pada Juni 2017, dengan alasan pernjanjian tersebut merusak ekonomi AS. Pemerintah secara resmi memberikan pemberitahuan kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa setahun yang lalu pada 4 November 2019.
Pengunduran diri tersebut menjadikan Amerika Serikat satu-satunya negara dengan 197 penandatangan yang telah menarik diri dari perjanjian yang dibuat pada 2015.
(Rahman Asmardika)