Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Pandemi Covid-19 Perburuk Momok Kekerasan Seksual

Susi Susanti , Jurnalis-Senin, 23 November 2020 |15:07 WIB
Pandemi Covid-19 Perburuk Momok Kekerasan Seksual
Foto: Shutterstock
A
A
A

Adapun rencana mobilisasi pada 25 November, tepat di Hari Internasional untuk Penghapusan Kekerasan terhadap Perempuan masih belum pasti karena pembatasan terkait dengan pandemi Covid-19. Adapun pawai untuk hak-hak perempuan baru-baru ini terjadi di Kosta Rika, Guatemala, Liberia, Namibia dan Rumania.

“Kami tidak bisa berdemonstrasi untuk mengungkapkan kemarahan kami, atau berbaris bersama. Tapi kami akan membuat diri kami didengar semua sama, secara virtual dan visual,” kata kelompok Keluarga Berencana yang berbasis di Paris.

Di sisi lain, Tamara Mathebula dari Komisi Afrika Selatan untuk Kesetaraan Gender menggambarkan “maskulinitas beracun” saat ini bisa terjadi dimanapun kita berada.

“Ada kesenjangan upah gender yang melebar dan terus melebar selama pandemi COVID-19,” katanya. Akibatnya, “kekerasan berbasis gender” semakin memburuk. Konsekuensinya pun akan lebih buruk lagi.

Pada Juli lalu, PBB memperkirakan enam bulan pembatasan atau lockdon dapat mengakibatkan 31 juta tambahan kasus kekerasan seksual di dunia dan tujuh juta kehamilan yang tidak diinginkan. PBB memperingatkan kondisi ini juga merusak perjuangan kampanye melawan mutilasi alat kelamin perempuan dan kawin paksa.

(Amril Amarullah (Okezone))

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement